Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Masa muda aktif menggulingkan pemerintahan kapitalis-militeristik orde baru Soeharto. Bahagia sbg suami dgn tiga anak. Lulusan Terbaik Cumlaude Magister Adm. Publik Universitas Nasional. Secangkir kopi dan mendaki gunung. Fav quote: Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kekeliruan Logika Megawati tentang Makan Bergizi Gratis

30 Desember 2024   18:12 Diperbarui: 30 Desember 2024   18:12 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wapres Gibran meninjau pelaksanaan uji coba program MBG di SMKN 3 Tangerang, Kota Tangerang, Provinsi Banten, 21/11/24 (Sumber: BPMI Setwapres)

Fokus pada angka tanpa melihat dampak sosial dan kesehatan jangka panjang dari program MBG ini dapat dianggap sebagai kekeliruan dalam memahami konteks kebijakan publik yang lebih luas.

6. Konteks Sejarah
Salah satu kekeliruan dalam kritik Megawati adalah kurangnya refleksi terhadap kebijakan-kebijakan yang pernah diterapkan selama masa pemerintahannya. 

Banyak pihak mengingat bahwa di era kepemimpinannya, ada program-program yang serupa namun tidak selalu didukung dengan anggaran yang memadai atau pelaksanaan yang efektif.

7. Tidak Ada Saran Alternatif
Megawati Soekarnoputri tidak secara eksplisit memberikan alternatif anggaran yang jelas untuk program MBG dalam kritiknya. Namun, ia menyarankan agar Presiden Prabowo Subianto meninjau ulang anggaran Rp10.000 per porsi yang dianggapnya tidak realistis, terutama mengingat kenaikan harga bahan pokok saat ini.

Jadi, kritik Megawati terhadap anggaran MBG menunjukkan beberapa kekeliruan logika, terutama dalam hal generalisasi berlebihan, pengabaian konteks pengadaan, dan penggunaan pengalaman pribadi sebagai dasar argumen.

Untuk evaluasi yang lebih komprehensif, penting untuk mempertimbangkan data yang lebih luas dan konteks lokal dalam menilai efektivitas suatu program kebijakan publik.

Jika tidak, maka Megawati hanyalah sekadar seorang politisi yang sedang menggunakan momentum untuk mendapatkan pengaruh baru demi kepentingan politik di masa yang akan datang.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun