Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Masa muda aktif menggulingkan pemerintahan kapitalis-militeristik orde baru Soeharto. Bahagia sbg suami dgn tiga anak. Lulusan Terbaik Cumlaude Magister Adm. Publik Universitas Nasional. Secangkir kopi dan mendaki gunung. Fav quote: Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kekeliruan Logika Megawati tentang Makan Bergizi Gratis

30 Desember 2024   18:12 Diperbarui: 30 Desember 2024   18:12 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wapres Gibran meninjau pelaksanaan uji coba program MBG di SMKN 3 Tangerang, Kota Tangerang, Provinsi Banten, 21/11/24 (Sumber: BPMI Setwapres)

mekanisme ini tidak membeli makanan yang sudah matang, Satuan Layanan nantinya membuat menu harian dan mengolahnya. Sistem pembayaran at cost.

Mengabaikan konteks ini menunjukkan kurangnya pemahaman tentang bagaimana program tersebut direncanakan untuk beroperasi secara efisien.

3. Argumentasi Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Megawati menggunakan pengalaman pribadinya sebagai seorang tukang masak untuk mendukung argumennya. Meskipun pengalaman pribadi bisa menjadi indikator, ia tidak menyajikan data studi yang mendukung klaim bahwa Rp10.000 per porsi tidak memadai di seluruh Indonesia. 

Ini menciptakan kesan bahwa argumennya lebih bersifat subjektif daripada berbasis pada analisis data yang objektif.

Sebagai informasi, program MBG sudah diuji coba secara nasional, tersebar di 150 titik menjangkau hingga Papua, Sumatera, Aceh, dan Jawa.

4. Tidak Mempertimbangkan Variabilitas Biaya di Berbagai Daerah
Kritik Megawati juga tampak mengabaikan fakta bahwa biaya hidup dan harga bahan pokok bervariasi di setiap daerah. Misalnya, di beberapa daerah, Rp10.000 mungkin cukup untuk menyediakan makanan bergizi, sementara di daerah lain mungkin tidak.

Maluku, misalnya, merupakan wilayah dengan jenis ikan laut yang berlimpah. Pulau Jawa dengan tanah yang subur menjadi penghasil buah-buahan, sayuran, peternakan, dan sebagainya.

keterlibatan petani lokal dan UMKM, sepertinya tidak menjadi pertimbangan Megawati.

Mengabaikan variabilitas ini dapat menyebabkan kesimpulan yang salah mengenai kelayakan anggaran.

5. Mengabaikan Tujuan Program
Kritik Megawati sepertinya tidak sepenuhnya mempertimbangkan tujuan program MBG, yaitu untuk memberikan akses makanan bergizi kepada anak-anak dan kelompok rentan lainnya.

Potensi menggerakkan ekonomi lokal, membuaka lapangan kerja, keterlibatan petani dan peternak lokal, serta pemberdayaan UMKM sebagai efek lanjutan penting untuk dikaji lebih dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun