Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Masa muda aktif menggulingkan pemerintahan kapitalis-militeristik orde baru Soeharto. Bahagia sbg suami dgn tiga anak. Lulusan Terbaik Cumlaude Magister Adm. Publik Universitas Nasional. Secangkir kopi dan mendaki gunung. Fav quote: Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Marxisme: AI untuk Kesejahteraan Rakyat

29 Desember 2024   22:14 Diperbarui: 29 Desember 2024   22:14 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://melwild.wordpress.com/

Bagaimana dengan Indonesia?

Pemerintah Indonesia telah meluncurkan Strategi Nasional Kecerdasan Buatan (STRANAS KA) untuk memanfaatkan AI dalam berbagai sektor, termasuk pemerintahan dan pertanian.

Salah satu contohnya adalah penerapan sistem manajemen irigasi cerdas yang menggunakan algoritma prediktif untuk meramalkan kebutuhan air tanaman, yang terbukti meningkatkan hasil pertanian hingga 20% sambil mengurangi penggunaan air (djpb.kemenkeu.go.id, 2024).

Selain itu, teknologi AI juga digunakan di DKI Jakarta untuk memantau batas ketinggian air, membantu dalam pengelolaan bencana (Rohman, 2024).

Beberapa contoh teknologi AI yang telah digunakan dalam pertanian di Indonesia:

  • Drone Berbasis AI: Digunakan untuk memantau kesehatan tanaman, mendeteksi hama, dan memprediksi hasil panen.
  • Sensor Tanah: Mengukur kelembapan, pH, dan nutrisi tanah untuk membantu pengambilan keputusan terkait pemupukan dan irigasi.
  • Sistem Irigasi Pintar: Mengoptimalkan penggunaan air berdasarkan data cuaca dan kebutuhan tanaman.
  • Robot Pertanian: Melakukan tugas seperti pemanenan dan penyemprotan pestisida secara otomatis.
  • Aplikasi Plantix: Mengidentifikasi kekurangan tanah dan penyakit tanaman melalui pengenalan gambar.

Namun, setiap kemajuan teknologi tentu akan membawa tantangan yang harus dihadapi. Tantangan terbesar dalam penerapan AI untuk pertanian di Indonesia, diantaranya:

  • Biaya Tinggi Teknologi: Investasi awal untuk perangkat keras dan perangkat lunak AI sering kali mahal, menyulitkan petani kecil untuk mengadopsinya.
  • Kurangnya Pengetahuan dan Keterampilan: Banyak petani belum terbiasa dengan teknologi AI, sehingga memerlukan pelatihan khusus.
  • Infrastruktur Terbatas: Keterbatasan infrastruktur digital di daerah pedesaan menghambat akses dan penggunaan teknologi ini.
  • Resistensi terhadap Perubahan: Beberapa petani lebih memilih metode tradisional, yang dapat menghambat adopsi teknologi baru.

AI seperti dua mata pisau. Dia bisa mendatangkan berkah namun jika tidak mampu dikelola secara tepat, sudah dipastikan akan mendatangkan musibah.

Implementasi AI di berbagai negara menunjukkan bahwa teknologi ini dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan efisiensi dalam sektor pertanian dan pelayanan publik.

Dengan dukungan kebijakan yang tepat dan kolaborasi antara berbagai pihak, AI memiliki potensi besar untuk membawa keadilan sosial dan perubahan positif bagi masyarakat. Semoga.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun