Hal ini membuat investasi dalam pengembangan AI menjadi sulit dan menghambat kemampuan negara untuk bersaing secara global.
Kebijakan yang strategis dan dukungan anggaran sangat diperlukan untuk mendorong penelitian dan pengembangan di bidang ini.
Selain itu dibutuhkan komitmen nasional dari seluruh penyelenggara negara baik di tingkat pusat hingga di daerah. Komitmen ini penting di tengah-tengah defisitnya moral pejabat dan tingginya perilaku koruptif di Indonesia.
Strategi Nasional Kecerdasan Buatan Indonesia
Indonesia telah merumuskan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial 2020-2045 yang mencakup empat area fokus: etika dan kebijakan, pengembangan talenta, infrastruktur dan data, serta riset dan inovasi industri.
Dengan mengikuti visi ini, Indonesia berharap dapat menciptakan ekosistem AI yang beretika sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan mendukung pembangunan sosial-ekonomi.
Indonesia telah menarik perhatian perusahaan teknologi besar seperti Microsoft dan Nvidia, yang masing-masing mengumumkan investasi besar dalam pengembangan AI. Belakangan, komitmen ini masih perlu divalidasi lagi.
Tercatat, Microsoft berkomitmen untuk menginvestasikan sekira Rp27,6 triliun (lebih dari US$1,7 miliar) untuk pengembangan infrastruktur cloud dan pelatihan talenta digital AI.
Sementara itu, Nvidia, dalam kolaborasi dengan Indosat, akan menyuntikkan US$200 juta setara Rp3 triliun untuk membangun ekosistem AI di Indonesia.
Beberapa perusahaan lokal yang berfokus pada pengembangan AI antara lain:
- Nodeflux, yang mengembangkan solusi visi komputer.
- Kata.ai, yang fokus pada chatbot berbasis pemrosesan bahasa alami.
- Prosa.ai, yang menawarkan berbagai layanan AI, termasuk identifikasi suara dan analisis pengalaman pelanggan.
Perlombaan dalam pengembangan teknologi AI menciptakan peluang sekaligus tantangan bagi setiap bangsa. Bagi Indonesia, penting untuk merumuskan kebijakan yang tidak hanya mendukung pengembangan teknologi tetapi juga melindungi nilai-nilai nasionalisme.