Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Dramaturgi Politik dalam Novel Prasa & Kelir Karya Yon Bayu Wahyono

14 November 2023   08:28 Diperbarui: 14 November 2023   08:54 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yon Bayu penulis Novel PRASA & KELIR. Foto FOKPRI

Huruf-huruf dalam nama PRASA yang diberikan sang Jendral merupakan titik penunjuk menuju titik terang  asal usul Prasa. Bahkan Sang Jenderal juga sengaja "mengarahkan" Prasa memperoleh pekerjaan yang berkelindan dengan kampung adat tempatnya berasal. Bukankah ini niat baik dari hati baik sang Jenderal?

Yon Bayu penulis Novel PRASA & KELIR. Foto FOKPRI
Yon Bayu penulis Novel PRASA & KELIR. Foto FOKPRI

Menurut Om Yon, ide PRASA : Operasai Tanpa Nama, terpantik saat terjadi perdebatan tentang HAM. Isu pelanggaran HAM dalam novel, mengingatkan pada sekian banyak  pelanggaran HAM yang tak pernah selesai. G 30 S/ PKI, Malari, Penculikan aktivis 98, Tragedi Semanggi, dan lain sebagainya.

Yon Bayu mengajak untuk merenung. Apakah  aksi-aksi kelam itu tak sebaiknya diungkap ataukah didiamkan saja?

Jujurly, aku kesulitan menjawabnya.

Fenomena Trah-trah Rekayasa & Manipulatif

Kita pasti tahu, khususnya di tanah Jawa di sekeliling kita banyak tempat dikeramatkan. Seperti pesarean atau pemakaman. Di dalam novel Kelir, tempat keramat itu diilustrasikan dalam pemakaman Ki Lanang Alas di Gunung Candil, Desa Wangkal.  

Pesarean itu dibangun oleh Kromo / Ki Andong atas instruksi Jenderal dari Jakarta. Meski Kromo kebingunan, namun dia tak kuasa menolak. Pesarean "tanpa jasad" Ki Lanang Alas  itu pun tercipta dan dikeramatkan.

 Legitimasi ada "orang suci" yang mendapat karomah. Selanjutnya dijadikan tempat "ngalap berkah" banyak orang.  

Ditengarai fenomena seperti itu banyak terjadi. Dibuatlah cerita-cerita hingga rekayasa "trah" demi nama dan kepentingan kekuasaan. Trah / nasab dimanipulasi sedemikian rupa. 

 Mudah dilakukan, karena tak ada organisasi pencatat. Semacam  (bukan membandingkan) Rabithah Alawiyah, organisasi pencatat keturunan Nabi Muhammad SAW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun