Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Proklim" Cara Bijak KBA Suntenjaya, Hadapi Masa Depan

29 Agustus 2023   14:47 Diperbarui: 29 Agustus 2023   15:08 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto (kiri) dan penggerak KBA Suntenjaya Gunawan Azhari (kanan) menanam kopi arabika. Sumber: ko

Salah satu hewan ternak yang dipelihara oleh warga di Desa Suntenjaya adalah domba. Kandang-kandang domba itu terletak terpisah dari rumah-rumah warga. Boleh dibilang berada di kawasan ladang. Perlu berjalan kaki menyusuri jalan setapak di antara rumah warga untuk mencapai kendang-kandang domba itu.

Ternak domba itu menjadi salah satu mata pencaharian warga Desa Suntenjaya selain bertani.

Lokasi kendang ternak yang terpisah agak jauh dari rumah warga, merupakan penerapan pola kehidupan sehat mengingat ternak menghasilkan limbah kotoran.

Sebelumnya warga desa sering membuang kotoran limbah  ternaknya ke selokan yang berakhir di hulu Sungai Cikapundung yang mengalir membelah Kota Bandung.  Kebiasaan  ini jika terjadi terus menerus dilakukan, tentu berdampak buruk pada lingkungan sekitar.

Namun sejak menerima pembinaan dari Astra, warga desa mulai mengerti bahwa limbah kotoran ternak harus diberdayagunakn. Warga kemudian belajar dan mempraktikkan cara bertani dan beternak dengan system integrasi.

Caranya adalah dengan menghasilkan kebutuhan dasar pertanian dan peternakan yang berkelanjutan. Kebutuhan dasar itu, seperti pupuk, dan pakan ternak.

Warga KBA Suntenjaya lalu menerapkan pengolahan kotoran hewan ternak untuk diproses menjadi pupuk organik ramah lingkungan. Selanjutnya  pupuk itu dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian/ tanaman seperti sayuran di rumah-rumah warga.   

Untuk mendukung program itu, di KBA Suntenjaya dibentuklah pos pengolahan  limbah kotoran ternak. Dikelola secara mandiri oleh warga desa. Lokasinya cukup jauh dari pemukiman warga. Melewati hutan lindung diantara  pepohonan pinus. Lokasinya yang jauh dari warga memungkinkan meredam polusi bau dari limbah kotoran itu.  

Di pos pengolahan itu, proses pengolahan limbah kotoran ternak dilakukan dengan metode vermicomposting. Metode ini menggunakan cacing tertentu untuk mengolah limbah kotoran ternak menjadi pupuk. Proses ini dikenal dengan sebutan kascing (bekas cacing).  Durasi proses  kascing memakan waktu berhari-hari.

Nah pupuk organik ramah lingkungan dari limbah kotoran ternak itu dimanfaatkan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman seperti sayuran.

Demikian juga sebaliknya, limbah pertanian  seperti sayuran yang tidak termanfaatkan/ tak layak komoditi, digunakan sebagai pakan ternak selain diolah untuk kompos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun