Tantangan global perubahan iklim sudah di depan mata. Butuh langkah revolusioner menghadapinya, menyangkut perilaku terhadap alam. Dan itu sudah dimulai oleh warga Desa Suntenjaya, Bandung Barat. Sebuah desa, prototipe desa masa depan, yang menerapkan Program Kampung Iklim (Proklim).
Sekejap tarikan nafas, udara yang bersih nan sejuk terhirup saat berada di desa ini. Hamparan hijau di ketinggian wilayah desa, menyedapkan mata. Berpadu dengan pemandangan asridan hijau pepohonan pegunungan di kejauhan. Itu yang akan dirasakan saat mengunjungi desa ini, Kampung Berseri Astra [KBA] Desa Suntenjaya, Lembang, Bandung Barat.
Desa yang menjadi impian masa depan karena kualitas udara, lestari alamnya dan pola hidup warganya.
Terpenting adalah terjaganya perilaku ramah lingkungan dan terjaganya kelestarian alam, serta pola hidup masyarakatnya yang selaras dengan alam.
Ya, desa yang aku kunjungi akhir tahun lalu ini sungguh menakjubkan, antisipatif dan progresif menghadapi tantangan global masa depan, perubahan iklim.
Inilan prototipe desa masa depan, yang siap menghadapi tantangan global yang dicemaskan segenap warga dunia itu. Dimana iklim rusak oleh tak terjaganya ekosistem, habitat dan mekanisme alam sekitar oleh peradaban manusia.
Uniknya, cara warga desa terbilang sederhana, cukup menerapkan kesadaran yang tinggi dalam pola kehidupan yang ramah alam melalui perilaku keseharian yang dituangkan dalam Program Kampung Iklim (Proklim).
Program dicetuskan dan diterapkan mulai dari pengelolaan sampah dan limbah yang berpotensi menjadi sampah. Lalu penerapan hidup "hijau" sampai pengelolaan potensi alam untuk menjaga kelestarian alam serta menunjang peningkatan perekonomian warga desa.
Pola yang terus menerus berkesinambungan, membuat harapan gemilang warga Desa Suntenjaya menghadapi masa depan dengan  senyuman.
Semangat inilah yang mengantarkan Desa Suntenjaya menjadi salah satu Kampung Berseri Astra [KBA] Hijau. KBA Suntenjaya menjadi kampung dengan pengembangan program bidang kelestarian lingkungan yang tangguh terhadap perubahan iklim.
Berikut ini aksi-aksi warga Suntenjaya  dengan penerapan Proklim.
Merawat Alam Mulai dari Rumah
Warga KBA Suntenjaya sadar betul bahwa rumah dan segenap pekarangannya haruslah dioptimalkan. Bukan saja untuk menambah penghasilan, dan menopang kebutuhan sehari-hari namun juga untuk mendukung Program Kampung Iklim.
Lahan-lahan yang terbatas, bahkan atap-atap rumah pun dioptimalkan "hijau" dengan  beragam tanaman. Mulai dari tanaman hias, konsumsi, hingga tanaman herbal.
Stroberi, buah yang berwarna merah merona nan menggoda, salah satu yang kulihat ditanam di rumah buku milik Desa Suntenjaya. Tanaman stroberi itu menjalar di samping rumah hingga atap rumah.
Sementara di samping rumah, sepetak lahan dimanfaatkan dengan aneka tanaman sayuran hijau seperti bayam. Hampir tak ada sejengkal tanah yang tidak dimanfaatkan. Â Lahan produktif.
Di sepanjang jalan setapak desa, yang kulalui melewati lahan, semua nampak menghijau. Tentu saja, dengan menghijaunya lingkungan, aneka tanaman itu juga bermanfaat untuk konsumsi dan komoditi. Menambah penghasilan warga.
Apalagi "penghijauan" area sekitar itu sudah ditopang oleh pengairan yang cukup dengan memanfaatkan air hujan. Â Air hujan dimanfaatkan sebagai cadangan air saat intensitas hujan sedang rendah. Sehingga saat musim kemarau, air tidak menjadi masalah.
Tandon berkapasitas 5.000 liter di samping rumah warga, disiapkan yang digunakan saat "panen air hujan". Lalu pada saat curah hujan berkurang, air itu dapat digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan air bagi tanaman warga.
Pertanian Berintegrasi dengan Peternakan
Program integrasi pertanian dan peternakan ini, salah satu yang menarik. Mengingat dampak positif terhadap terjaganya lingkungan.
Salah satu hewan ternak yang dipelihara oleh warga di Desa Suntenjaya adalah domba. Kandang-kandang domba itu terletak terpisah dari rumah-rumah warga. Boleh dibilang berada di kawasan ladang. Perlu berjalan kaki menyusuri jalan setapak di antara rumah warga untuk mencapai kendang-kandang domba itu.
Ternak domba itu menjadi salah satu mata pencaharian warga Desa Suntenjaya selain bertani.
Lokasi kendang ternak yang terpisah agak jauh dari rumah warga, merupakan penerapan pola kehidupan sehat mengingat ternak menghasilkan limbah kotoran.
Sebelumnya warga desa sering membuang kotoran limbah  ternaknya ke selokan yang berakhir di hulu Sungai Cikapundung yang mengalir membelah Kota Bandung.  Kebiasaan  ini jika terjadi terus menerus dilakukan, tentu berdampak buruk pada lingkungan sekitar.
Namun sejak menerima pembinaan dari Astra, warga desa mulai mengerti bahwa limbah kotoran ternak harus diberdayagunakn. Warga kemudian belajar dan mempraktikkan cara bertani dan beternak dengan system integrasi.
Caranya adalah dengan menghasilkan kebutuhan dasar pertanian dan peternakan yang berkelanjutan. Kebutuhan dasar itu, seperti pupuk, dan pakan ternak.
Warga KBA Suntenjaya lalu menerapkan pengolahan kotoran hewan ternak untuk diproses menjadi pupuk organik ramah lingkungan. Selanjutnya  pupuk itu dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian/ tanaman seperti sayuran di rumah-rumah warga.  Â
Untuk mendukung program itu, di KBA Suntenjaya dibentuklah pos pengolahan  limbah kotoran ternak. Dikelola secara mandiri oleh warga desa. Lokasinya cukup jauh dari pemukiman warga. Melewati hutan lindung diantara  pepohonan pinus. Lokasinya yang jauh dari warga memungkinkan meredam polusi bau dari limbah kotoran itu. Â
Di pos pengolahan itu, proses pengolahan limbah kotoran ternak dilakukan dengan metode vermicomposting. Metode ini menggunakan cacing tertentu untuk mengolah limbah kotoran ternak menjadi pupuk. Proses ini dikenal dengan sebutan kascing (bekas cacing).  Durasi proses  kascing memakan waktu berhari-hari.
Nah pupuk organik ramah lingkungan dari limbah kotoran ternak itu dimanfaatkan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman seperti sayuran.
Demikian juga sebaliknya, limbah pertanian  seperti sayuran yang tidak termanfaatkan/ tak layak komoditi, digunakan sebagai pakan ternak selain diolah untuk kompos.
Sistem integrasi pertanian dengan peternakan ini terbukti sangat positif bagi peningkatan kondisi warga dan lingkungan.
Satu sisi, warga mendapat keuntungan karena  biaya produksi khususnya kebutuhan pupuk dan pakan ternak yang berupa sayuran dan semacamnya, dapat ditekan.
Dari sisi lingkungan, tentu saja lebih ramah karena pupuk organik tidak mengandung zat kimia yang berbahaya bagi alam dan lingkungan. Efeknya sistem ini mampu menjaga kestabilan alam karena tanpa limbah (zero waste) yang dapat mengganggu alam itu sendiri.
Jika program ini berkelanjutan diterapkan warga KBA Suntenjaya, maka kelestarian lingkungan, mampu terjaga, karena bebas dari limbah kotoran hewan ternak maupun sisa tanaman yang tak termanfaatkan. Â Â
Merawat Aset Alam dan Sumber Daya Manusia Â
Dengan penerapan Proklim yang berkelanjutan  di KBA Suntenjaya, maka otomatis menjaga masa depan desa itu sendiri. Mengapa?
Karena dengan aksi Proklim, alam akan terawat dan terjaga kelestariannya. Tidak terusakkan oleh sisi negatif peradaban, seperti maraknya sampah, minimnya penghijauan, pengrusakan hutan dan lain sebagainya.
Dengan demikian keindahan alam dengan panorama menawan di Desa Suntenjaya akan turut terjaga keberlangsungannya. Tentu saja itu adalah aset yang berpotensi menjadi destinasi wisata.
Salah satunya adalah aset keindahan dataran tinggi Lembang dari Kampung Pasir Angling Desa Suntenjaya. Panorama dengan hamparan hijau mempesona dengan udara yang menyejukkan.
Selain itu desa ini menawarkan keindahan destinasi curug atau air terjun seperti air terjun Bellarosa yang menawan untuk wisatawan. Semakin berdaya Tarik, dengan adanya fasilitas berwisata di alam terbuka di camping ground yang sudah disediakan.
Dengan pemberdayaan lokasi menjadi destinasi wisata, adalah alternatif yang berdampak positif bagi desa di masa mendatang. Mengingat dengan berkembangnya wisata, maka dapat memicu pertumbuhan sektor lain seperti industri kreatif kuliner atau makanan dari wirausaha warga desa.
Pengembangan sumber daya manusia / SDM melalui sektor wirausaha inilah yang dikembangkan lebih lanjut di KBA Desa Sejahtera Astra (DSA). Astra memberikan beragam program pendampingan bagi warga desa. Mulai dari pelatihan, penguatan kelembagaan, bantuan prasarana, hingga fasilitas akses permodalan serta pemasaran produk wirausaha.Â
Berkat pembinaan Astra itulah, warga KBA Suntenjaya mampu mandiri memproduksi berbagai produk olahan home industri yang menjadi produk unggulan desa. Mulai dari makanan camilan seperti keripik bayam, Â sale pisang, yoghurt, permen karamel, sampai kopi.
Tentu saja produk-produk tersebut berkelindan dengan salah satu "bargaining" desa mereka sebagai desa wisata.
Program kewirausahaan pemberdayaan warga semakin prospektif dengan melibatkan  berbagai pihak seperti  pemerintah pusat, pemerintah daerah, perguruan tinggi, komunitas, dan berbagai elemen lainnya. Termasuk dengan pihak pemasaran online, yang memungkinkan produk berdaya jangkau lebih luas.
Akhir kata, dengan geliat kehidupan warga KBA Suntenjaya yang selaras dengan alam, mencintai lingkungannya melalui pola kehidupannya, memberi sebuah  harapan cemerlang kehidupan di masa depan.
Bahwa kepedulian menjaga alam tetap asri, terawat baik, akan berdampak pada kehidupan positif warganya. Menopang untuk hidup cerah  menyongsong hidup berkelanjutan hingga ke masa depan generasi selanjtnya.
Masa depan masih panjang. Hidup selaras dengan alam adalah langkah mengatasi segala tantangan perubahan iklim di masa mendatang. Dan warga Desa Suntenjaya sudah melakukannya.
Menanamkan kesadaran bahwa alam adalah masa depan. Alam bukan hanya untuk hari ini. Menjaga alam, adalah merawat masa depan. Semoga kita bisa belajar banyak dari desa ini.
@rachmatpyÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H