Satu dinding lagi bermotif bata merah dengan tulisan besar, "Laksa Pak Inin".
Warung berdinding perpaduan tembok dan kayu dengan lantai cor-an semen. Dulunya lantai warung beralas tanah. Â belum disemen.
Di bagian depan menghadap Jalan Cihideung, ada teras yang diperuntukkan sebagai dapur. Di sinilah laksa dimasak.
Ada pikulan dengan aneka isian laksa. Ada toge, kemangi, kupat. Di meja sisi lain memuat wadah oncom, tahu dan bihun.
Sementara di tengahnya ada dandang besar berpenutup yang berisi kuah laksa. Dandang kuah ini ada di atas bara kayu bakar. Menjaga agar kuah senantiasa dalam kondisi panas.
Untuk melihat detil warungnya, boleh nonton video reelsku ini ya.
Sepiring Laksa Cihideung
Akhirnya tiba juga, sepiring laksa pesananku. Ditaruh di piring. Yang mencolok adalah telur rebus yang udah dikupas, tahu satu buah dan serundeng kelapa di atas bihun. Kuahnya gak terlalu banyak. Berwarna kuning.
Sekilas mirip dengan kuliner toge goreng, yang juga banyak ditemui di Bogor. Sama-sama menggunakan toge dan lontong di dalam komposisi makanannya. Bedanya ada di kuahnya. Kuah laksa lebih kaya rempah-rempah.
Tak sabar aku mencicipin laksa yang tersaji dengan kepulan asap tipis itu. Untuk tahu saja, ini kali kedua aku makan laksa khas Bogor. Sebelumnya pernah makan laksa Bogor di dekat Situ Tonjong, Kemang, Bogor.