Â
Magnet kue Balok yang dijual oleh Bu Balok (Ibunya enggan menyebut nama aslinya) emang luar biasa. Pembeli rela datang pagi-pagi buta untuk sekadar menikmati kue balok plus kopi susu.
Keramaian antre pembeli tak pernah putus sejak buka subuh. Datang dan pergi. Aku mesti menunggu sekitar satu jam. Aku niikmati saja dengan segelas kopi dan sebongkah kue balok.
Aku meninggalkan lokasi Bu Balok sekitar jam 06.30 wib. bergegas menuju meeting poin dengan teman-teman di Alun-alun Bogor. Memang kami hari itu akan bareng-bareng menonton kemeriahan pawai budaya Hari Jadi Kota Bogor ke 541.
Menyusuri Sudut Bersejarah Kota Bogor
Satu persatu pada datang. Jam lewat angka 08.00 wib saat rombongan kecil kami berjumlah 9 orang mulai bergerak menuju lokasi acara di Kawasan Air Mancur.
Kami melewati Jl Dewi Sartika di samping Alun-alun lalu, masuk menyusuri Jl Gedong Sawah, yang belakangan terkenal dengan nama Jl Arsitek Silaban.
Silaban, nama itu bagi sebagian orang mungkin belum tau, termasuk teman-teman rombonganku. Beliau adalah sosok yang merancang arsitektur Masjid Istiqlal juga Monas dan Stadion GBK (Gelora Bung Karno).
Nama lengkapnya Friederich Silaban. Dia dipilih oleh Presiden Soekarno untuk merancang Masjid Istiqlal melalui sebuah sayembara dari Presiden Soekarno. Sayembara pada tahun 1955, Â itu tentang arsitek Masjid Istiqlal.
Lanjut menyusuri jalan arah Hotel Salak. Ini hotel yang bersejarah juga. Tau gak kalau hotel di pinggir jalan Juanda ini merupakan hotel tertua di Indonesia yang masih beroperasi sampai sekarang.
Hotel yang berdampingan dengan Balai Kota Bogor ini merupakan salah satu bangunan peninggalan kolonial tertua yang sudah berdiri sejak masa penjajahan Belanda.