Kenyang lanjut ke area acara. Ramai oleh barisan karnaval budaya dari beragam kabupaten di Bogor. Â Ada barisan tetabuhan seperti gendering dengan neng-neng geulis, ada barisa perempuan berkebaya, dan ada yang unik, yakni Liong ala budaya Tionghoa.
Liongnya terbuat dari wadah dari bambu. Aku menyebutnya "tompo" dalam Bahasa Jawa. Â "Tompo" itu dirangkai menjadi jalinan ular-ularan naga ala Liong. Liong ini persembahan dari Kabupaten Bogor Timur.
Ayiknya menonton dan mendokumentasikan acara, gak nyadar rombongan terpisah-pisah. Berpencar sibuk sendiri-sendiri. Melalui pesan di watshapp grup, kami mudah saling bertemu. Dan aku paling terakhir, gegara naik ke seberang panggung mencari posisi yang tepat buat foto-foto.
Tak lupa aku beli combro pedas di depan Martabak Air Mancur yang beken itu. Murah meriah, Rp. 10.000 dapet 8 biji. Acara HJB 541 selesai sekitar jam 10.00 wib.
Kesengsem Pesona Kota BogorÂ
Acara HJB 541 itu dihadir Menparekraf Sandi Uno dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Aku gak sempat melihat keduanya. Gagal deh menjepretnya.
Kota Bogor ini, kurasa sepertinya menjadi kota yang istimewa di Jawa Barat. Aku sendiri lambat laun mencintai kota ini, setelah 2 tahun belakangan berdomisili di kawasan Bogor Barat.
Kota yang ternyata memendam banyak budaya bernilai. Mulai dari catatan sejarah, hidden heritage, kuliner legendaris, serta kota riset dan penelitian.
Meski seringkali mendapat sebutan miring "Kota 1000 Angkot", yang berkesan kota macet. Tapi memang seeh. Hehehe Semoga ada pembenahan soal transportasi dan pengaturan jalan lalu linntas di Kota Bogor.
Terlepas dari itu semua, belakangan ini aku menikmati mengeksplore sudut-sudut Kota Bogor.
Aku sedikit demi sedikit menjamah pojok, sudut dan denyut nadi kehidupan Kota Buitenzorg ini. Salah satu kota tertua di Jawa Barat.Â