Pos pengeluaran "keagamaan" ini sebaiknya dipisah sejak awal.
- Mengontrol pengeluaran
Ingat prinsipnya adalah, selama bulan Ramadhan, penting untuk tetap menjaga keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan kebutuhan spiritual.
Kita lihat kebutuhan rutin pengeluaran bulanan seperti listrik, air, relatif sama. Kurang lebih sama . Fluktuasi pemakaian listrik dan air biasanya gak selisih banyak.
Tinggal pos kebutuhan spiritual, yakni sedekah, zakat, indak dan lain-lain.
Karena dianjurkan untuk diperbanyak. Jadi tentu mempengaruhi pola keuangan.
Tapi sebagai Muslim, memahami bahwa pada  hakikatnya, bersedekah bukanlah aktivitas yang mengurangi apa yang kita miliki.  Jadi tetap teranggarkan. Â
- Memprioritaskan kebutuhan dari keinginan.
Prioritas kebutuhan ini penting, agar bisa terkontrol kebutuhan yang urgen lebih terutamakan.
Jika tidak mampu mengontrol antara keinginan dan kebutuhan, maka kita jadi  boros.
Kontrol ini terkait kebutuhan makan minum. Â Saat Ramadan, kita diwajibkan mengendalikan hawa nafsu termasuk terhadap makanan dan minuman.
Beli jenis makanan dan minuman untuk berbuka dan sahur yang sepantasnya saja, tidak berlebihan.
Sebaiknya jangan sering berbuka puasa di luar. Â Mengingat akan semakin banyak uang keluar. Kontrol diri agar pengeluaran tidak membengkak.
Demikian pula halnya dengan barang lainnya, seperti baju, sepatu, sandal dan lain sebagainya.