Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Apa Pentingnya Nonton Film Religi?

5 April 2023   16:24 Diperbarui: 5 April 2023   16:26 1179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi film religi. Sumber www.kapanlagi.com/

Ini menjadi pertanyaan awalnya, "Seberapa penting menonton film religi? Apa hanya sebagai pengisi waktu saja agar puasa Ramadan kita tidak terasa 'garing' dari sentuhan nuansa religi?

Aku berharap, bagi yang membaca judul artikel ini, tidak merasa kalau judul bernuansa sinis terhadap film religi. Tidak sama sekali. Justru sebenarnya "tersirat" hal yang sebaliknya.

Nuansa di bulan suci Ramadan, lekat dengan vibes religius. Hati dan pikiran pemeluk Islam khususnya, cenderung lebih fokus dengan ibadah keagamaan. Bukan hanya ibadah puasa Ramadan namun juga memperdalam ilmu agama.

Banyak sarana untuk memperdalam agama atau minimal membuat puasa Ramadan kita tidak "garing" namun semakin bermakna, yang bisa digunakan. Pesantren kilat, pengajian agama,  sampai melalui sarana menonton film. Film-film religi di bulan Ramadan, menjadi sarana pilihan banyak orang.

Kenapa Pilih Menonton Film?

Bagiku, ada beberapa faktor yang membuat aku cenderung memilih menonton film religi, sebagai kegiatan selama bulan Ramadan.

Pertama. Faktor kesadaran menggunakan waktu luang yang lebih banyak di bulan Ramadan, dengan kegiatan bermanfaat namun menyenangkan. Menonton film religi, salah satu genre yang menyenangkan. Setuju?

Kedua. Karakter sebagai media hibutan, memposisikan  film memudahkan aku menangkap pesan-pesan religius di dalamnya.

Bukan hanya mudah menangkap dan memahami pesan moral agama di dalam film, namun sekaligus lebih "nyantol" membekas benak untuk diingat. Tentu saja, tidak semua orang merasakan demikian.

Ketiga. Menonton film, bisa menjadi alternatif pilihan dalam "puasa mulut", menghindari kecenderungan ghibah, "mbicarain" kebutukan orang lain. Paling tidak selama durasi 2 jam atau lebih saat menonton film, bisa menjadi sarana berlatih untuk "diam" dan melatih konsentrasi.

Aku yakin, teman-teman mampu dengan mudah  menambahkan faktor lainnya sesuai pengalaman dan pemahaman pribadi masing-masing.

Seberapa Penting Film Religi?

Nah, aku ingin sharing tentang manfaat menonton film religi, yang aku rasakan. Aku sebenarnya bukan pecandu film berat. Aku "pemilih" soal film. Mungkin seperti kebanyakan orang lain, kalau filmnya dirasa kurang menarik, yaa tidak akan menonton.

Namun demikian, aku termasuk person yang kompromis. Artinya aku mudah tertarik dengan sebuah film, hana melalui narasi sinopsis ataupun review orang. Bahkan review yang buruk sekalipun, kadang malah bikin penasaran. "Kok bisa, film itu dibilang buruk?"

Itulah aku. Hehehe

Oke, kembali ke soal seberapa penting film religi bagiku. Dari sekian film religiyang kutonton selama Ramadan sejak dulu, jujur saja, tidak semua aku bisa bersepakat. Kadang ad pergolakan tertentu. Mungkin karena fil pun, diproduksi oleh produser yang tentu saja tak bisa terhindar dari sisi subyektifitas.

Film seperti halnya sebuah narasi. Memuat pandangan, pendapat ataupun "fatwa" personal/community yang tentu perlu pemahaman.

Sebagai penonton, aku selalu mencoba memahami muatan materi film. Terlepas nantinya setuju atau tidak, bagiku lumrah saja.

Ada beberapa catatan yang aku torehkan terkait peran film religi bagiku sebagai penonton atau penikmatnya.

1. Menambah Wawasan Agama

Melalui film religi, kita dapat memperdalam wawasan tentang agama Islam. Mulai dari tentang ajaran agama mengenai hidup sehari-hari sampai sejarah tokoh yang menginspirasi.

Kita bisa belajar dari film "Merindu Cahaya De Amstel" yang dirilis tahun lalu, 2022 ini, terkait fenomena social religi yang kita temui sehari-hari.

Kita belajar seperti masa awal "menyadari" sebagai pemeluk  agama. Kita belajar dari kisah perjalanan religius seorang perempuan muslim yang tinggal di Belanda.  Perempuan mualaf. Juga tentang fenomena adanya sosok yang tidak mempercayai Tuhan.

Belajar seharah Islam, kita bisa menggali dari  film genre biografi, drama dan sejarah. Seperti digambarkan oleh film besutan tahun 2010 silam berjudul "Sang Pencerah".

Dari filmini kita akan mengenal sosok  perjalanan hidup K.H. Ahmad Dahlan, salah satu ulama besar Indonesia. Khusunya tentang seluk beluk organisasi Islam Muhammadiyah.  Bekal dari pengenalan sejarah ini penting, untuk memberikan pondasi dasar bagi pemikiran dan wawasan kita tentang perkembangan Islam di Indonesia.

Film sejenis, ada pada film berjudul "Sang Kyai" yang dirilis tahun 2013 silam. Dari film ini kita banyak informasi tentang  salah satu ulama besar di Indonesia yakni Hasyim Asyari.   

2. Menginspirasi dan Memicu Keikhlasan Perbuatan Baik

Ffilm religi Islam dengan makna dan pesan moral bisa jadi inspirasi terbaik untuk mendekatkan diri pada Tuhan.

Menginspirasi perbuatan baik dengan berkaca pada sejarah Nabi Muhammad SAW maupun tokoh-tokoh Islam yang mencerminkan perilaku Islami.  

Filim genre drama dan romance yang  dirilis tahun 2015 silam berjudul "Surga yang Tak Dirindukan", bisa menjadi pembelajaran menyelami  persoalan rumah tangga dalam kehidupan suami istri.

Belajar tentang badai biduk rumah tangga dengan segala keruwetannya.  Masalah kehidupan pernikahan, kesetiaan, kejujuran serta ketulusan cinta yang dikemas i dalam balutan ajaran agama.

3. Cermin untuk Diri

Film religi menjadi kaca, yang menjadi cermin dalam setiap masalah sehari-hari  sampai soal masa depan.

Dilm "Negeri 5 Menara" yang dirilis tahun 2012 silam memberi gambaran jelas tentang impian dari beragam pandangan yang berbeda.  Bagaimana kita belajar menjajalacamata Alif, Raja, Said, Dulmajid, Atang dan Baso sebagai tokoh dalam film ini.

Film memberikan motivasi dan semangat meraih mimpi dan cita-cita dengan segala problematikanya.

Kita belajar bahwa segala impian setinggi langit, tak mustahil untuk dapat diraih.

4. Mengasah Kepekaan Terhadap Gejala Sosial

Film religi selain bisa menginspirasi sekaligus bisa menggerakkan. Bagaimana kita tak sedikit termotivasi oleh "pesan" yang kuat dalam film. Pesan yang terbawa hingga kita keluar dari Gedung bioskop.

Film "Perempuan Berkalung Sorban" yang rilis tahun 2009 silam sangat  menginspirasi.  Bagaimana soal "gender" yang  masih menjadi perdebatan belakangan ini, penting untuk dipahami bersama.

Sosok perempuan yang faktanya masih "belum diakrabi" keadilan. Dipinggirkan dalam Pendidikan, maupun status social.

Kita diketuk pintu-pintu kesadaran tentang gender yang faktanya masih menyisakan banyak permasalahan yang belum selesai.

Apa yang disajkan oleh sebuah film religi, dengan segala muatannya, tak dipungkiri bisa menjadi alternatif pembelajaran dalam konteks agama.

Bahwa permasalahan faktual  yang kita hadapi sehari-hari yang digambarkan dalam film, perlu disikapi. Agama yang diyakini, bisa menjadi panduan. Dan kesadaran kita itu muncul, salah satunya bermula dari sajian tontonan film religi.

IG @rachmatpy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun