Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamatkan Anak-anak dari Ranjau Rokok

16 Agustus 2022   19:13 Diperbarui: 16 Agustus 2022   21:26 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contohnya seperti pengakuan mahasiswa berinisial nama Rin di Jawa Timur. Cerita Rin disampaikan di acara webinar daring Yayasan Lentera Anak. Menurut Rin, dia telah berhenti merokok rokok biasa. Tapi ternyata dia beralih ke rokok elektronik. Menurutnya rokok elektronik lebih aman. Aromanya lebih harum. Duh!

Memang tak mudah untuk mengatasi anak-anak berhenti merokok. Namun setidaknya dengan mengetahui penyebabnya, kita bisa mempertimbangkan cara dan solusi apa sebaiknya yang ditempuh.

Sepengalamann saya, merokok berawal dari coba-coba. Rasa ingin tahu, penasaran ingin mencicipi. Parahnya dipicu pula oleh kondisi berada di "circle" pertemanan perokok.

Saya ingat awal merokok dari lingkungan sekolah. Saat masih belajar di bangku SMP. Coba-coba. Apalagi teman-teman bergaul di sekolah banyak yang merokok  di warung dekat sekolah saat jam istirahat. Sesekali curi kesempatan, lepas dari pengawasan guru.

"Gak enak hati juga, dan biar kerenlah," begitu kira-kira yang ada di benak saya waktu itu. Mirip dengan kisah pelajar M yang saya cerita di atas.

Berawal dari kebiasaan itu, saya menjadi perokok aktif. Saat menginjak dunia kerja, kebiasaan merokok saya, jauh berkurang. Sibuk. Apalagi di kantor "dilarang" merokok alias tak ada satu pun rekan kerja yang merokok. "Pakewuh" juga kalau merokok sendiri.

Itu sebabnya, saya berpikir, mengenal penyebab keinginan merokok, maka solusi bisa diperoleh. Dalam hal ini, circle saya memang sangat membantu menghentikan kebiasaan merokok.

Apalagi beberapa orang yang saya kenal, mengidap penyakit "bawaan" dari kebiasaan merokok. Pemahaman tentang dampak buruk rokok, yang sebelumnya saya rasa hanya dongeng semata, semakin terlihat nyata di depan mata saya.

Sekadar tahu saja, dari artikel laman kemkes.go.id edisi Juli 2022 berjudul," Perokok Anak Masih Banyak, Revisi PP Tembakau Diperlukan", menyebutkan bahwa di Indonesia saat ini, angka kematian karena 33 penyakit yang berkaitan dengan perilaku merokok mencapai 230.862 pada tahun 2015. Total kerugian makro mencapai Rp. 596,61 triliun. Wah!

17 tahun lalu, saya melepas total kebiasaan merokok. Sejak itu saya merasa lebih sensitif terhadap aroma asap rokok. Batuk-batuk jika menghirup aroma asap rokok di sekitar. Lama-kelamaan saya merasa dada sesak, tidak nyaman. Kok bisa?

Saya pikir, berkelindan dengan penjelasan medis tentang rokok.

  • Menguak Kotak Pandora Rokok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun