Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ode untuk Andaliman

22 April 2019   19:21 Diperbarui: 22 April 2019   21:38 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Ir. Hj. Wan Hidayati, M.Si selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara. (Foto GANENDRA)

Menariknya terkait kontribusi andaliman, menyangkut dampak yang lebih luas dan signifikan dalam perikehidupan. Menurut Amanda Katili Niode bahwa andaliman berperan dalam pemulihan iklim. Andaliman adalah simbol solusi masalah global yang meliputi soal  penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan Perempuan, pemulihan ekosistem dan inklusivitas.

Pemaparan  Bu Murni Titi Resdiana dari Kantor Urusan Khusus Presiden Bidang Pengendalian dan Pemulihan Lingkungan, menguatkan hal pandangan di atas. Dalam presentasinya bertema "Andaliman dan Ekonomi Kreatif" di acara yang sama, Bu Murni memberikan gambaran penting turut andilnya andaliman mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.

Menurut Bu Murni, pada 2015 lalu dalam pertemuan Perserikatan Bangsa Bangsa, semua negara mengadopsi Tujuan Pembangunan Lanjutan. Ada 17 tujuan atau gol. Diantaranya adalah tak adanya kemiskinan, kehidupan di atas lahan harus diperhatikan, isu perubahan iklim, dan kesetaraan gender.

Terkait menanggulangi kemiskinan, andaliman bisa menjawab permasalahn global di tingkat lokal. Seperti yang sudah dilakukan Marandus dengan upaya berbasis andalimannya. Marandus  telah berkontribusi membantu pemerintah dalam Tujuan Pembangunan Lanjutan. Tak mungkin bicara global tanpa bicara lokal.

"Biasanya kita masih mengawang-awang. Misalnya soal peningkatan ekonomi masyarakat, bagaimana  caranya? Tentu harus ada tindakan nyata. Itu yang Pak Marandus lakukan," kata Bu Murni yang terlihat cantik penampilannya itu.

Bu Murni Titi Resdiana dari Kantor Urusan Khusus Presiden Bidang Pengendalian dan Pemulihan Lingkungan. (Foto GANENDRA)
Bu Murni Titi Resdiana dari Kantor Urusan Khusus Presiden Bidang Pengendalian dan Pemulihan Lingkungan. (Foto GANENDRA)
Lalu soal kontribusi Marandus terkait Kebijakan perubahan iklim Indonesia, Bu Murni menjelaskan bahwa pada 2015 ada kesepakatan baru, dalam Paris Agreement. Sekarang ini ada tren pemanasan global. Suhu bumi kian meningkat,  1 derajat lebih panas dari sebelumnya.  Akibatnya iklim parah. Banjir dan bencana terjadi yang harus diatasi.

Dalam masalah itu Pemerintah mengatasi soal pemanasan global dengan mitigasi. Paling gampang dengan melakukan aksi  menanam pohon. CO2 harus dikurangi dengan menanam banyak pohon.

"Tanam pohon sebanyak mungkin seperti Pak Marandus lakukan. Daerah yang rusak diupayakan tidak semakin rusak," kata Bu Murni.

Nah selanjutnya dengan program pemerintah soal prioritas pembangunan antara lain produk unggulan kawasaan pedesaan. Marandus berbudidaya andaliman, lalu menghasilkan produk andaliman dan turunannya. Jelas hal itu bisa menjadi produk unggulan di desa Marandus. Misalnya kawasan wisata ada produk unggulan, bisa datang ke tempat marandus membeli produk berbasis andaliman. Hal itu jelas bisa meningkatkan ekonomi lokal.

"Pak Marandus sudah kerjasama dengan Pemda, dengan private sector. Ditingkatkan agar produk local bisa diterima di masyarakat luas, sehingga daerah itu menjadi lebih baik, baik lingkungannya, sosial dan ekonominya," jelas Bu Murni.

Dengan pengembangan produk unggulan kawasan pedesaan itu, dampaknya bisa menanggulangi kemiskinan sekaligus memberdayakan perempuan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun