Biasanya panen puncak pada bulan  Februari-April. Itulah sebabnya di bulan-bulan itu harga andaliman perkilogramnya bisa sangat murah. Berbeda pada bulan Agustus, November harga bisa mencapai RP. 200/ kg sedangkan pada Desember harganya naik cukup signifikan sampai Rp. 500 ribu/ kg, seiring banyak perayaan seperti Natal.
Marandus membudidayakan andaliman di area miliknya, dengan melakukan pembibitan. Marandus bersama kelompok-kelompok tani memperbanyak tanaman andaliman. Belakangan andaliman ini diolah menjadi banyak produk kreatif dengan aneka turunannya. Di bawah nanti aku uraikan lebih jauh produknya.
Andaliman, Potensi Wisata  Pembawa HarapanÂ
Tau kan, kalau Danau Toba itu masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)?
Danau Toba, Sumatera Utara, dinyatakan sebagai KSPN bersama 9 destinasi KSPN lainnya, yakni Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Tanjung Lesung (Banten), Borobudur (Jawa Tengah), Bromo Tengger Semeru ( Jawa Timur), Pulau Morotai (Maluku Utara), dan Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur).
Berhubungan banget. Aku cerita sedikit saat November 2018 lalu, blusukan di kawasan Danau Toba bersama Kementerian Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat. Aku mengunjungi proyek-proyek infrastruktur Kemen PUPR yang sedang digenjot untuk mendukung status KSPN Danau Toba.
Ada proyek jembatan Ponggol yang menghubungkan ke Pulau Samosir. Ada pelebaran jalan di kawasan Tele, ada juga pembangunan pedestrian di Muara Toba, dan lain-lain. Semua itu untuk memperlancar kawasan sebagai destinasi yang memikat untuk wisatawan.
Sempat juga keliling ke beberapa tempat seperti Samosir, Tomok, Balige, Parapat, Simalungun. Â Nah, sepanjang aku lewat kawasan itu, nyari-nyari kuliner khas, tentunya selain kuliner di lapo-lapo non halal. Mau beli oleh-oleh getu. Ternyata susah euyy. Aku pikir belum banyak digali dan dieksploitasi soal kuliner khas Danau Toba. Kalau kerajinan dan aksesoris sudah lumayan mudah ditemukan.Â
Padahal kalau kawasan wisata, idealnya didukung dengan produk khas daerah tersebut, baik kuliner maupun kerajinan setempat. Menurutku itu penting. Ye kan?