Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ode untuk Andaliman

22 April 2019   19:21 Diperbarui: 22 April 2019   21:38 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andaliman adalah geo produk dari hasil letusan yang terjadi di masa silam di Toba Caldera Geopark yang menempati area 3.658 km2.  Cita rasa unik andaliman adalah kondisi area hasil  letusan itu.

"Ternyata ketika terjadi letusan, tumbuhan menyesuaikan dengan kondisi yang ada, dengan cita rasa khas,"  kata Bu Hidayati, saat di acara.

Bu Hidayati menyebutkan banyak tumbuhan yang tumbuh menyesuaikan kondisi ledakan itu. Selain andaliman ada terung belanda,  markisa ungu, jeruk manis karo, mangga samosir dan lain-lain. 

Untuk mengenal karakteristik tanaman andaliman ini, tak lepas dari sosok Marandus Sirait, sang pelestari Andaliman di Toba. Sosok Marandus adalah salah satu orang Batak yang berdedikasi untuk melestarikan dan mengembangkan andaliman lebih serius. Dedikasinya untuk andaliman dan lingkungan hidup itu sempat diapresiasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2006 dengan penghargaan  Kalpataru Lingkungan Hidup.

Semangatnya untuk memajukan daerah, meningkatkan potensi pangan lokal, serta cita-cita meningkatkan taraf hidup petani local membuat Marandus bertekad menumpukan harapan pada andaliman. Meski mengaku tak tamat SMA dan "kuliah" setahun tanpa universitas, Marandus jeli melihat potensi andaliman. Dia yakin andaliman menjadi pintu keluar untuk banyak solusi bagi peningkatan perekonomian hidup masyarakat Batak.

"Lebih baik menanam sebatang pohon di alam terbuka daripada menyimpan sebatang emas di dalam lemari besi terkunci," filosofi yang dipegang kuat Marandus. 

Marandus Sirait. (Foto GANENDRA)
Marandus Sirait. (Foto GANENDRA)
Oleh karena itulah Marandus tak ragu,  menyulap tanah warisan dari orang tuanya untuk berbudidaya andaliman dan tanaman lainnya. Tanah seluas 55 hektare di Desa Sionggang Utara, yang berlokasi tak jauh dari Danau Toba, dikemasnya menjadi "Taman Eden 100." Taman untuk budidaya beragam tanaman.  Angka 100 menunjukkan jenis tanaman yang dibudidayakan di area milik Marandus, seperti alpukat, labu madu, ara dan terpenting pohon  andaliman.

Upaya Marandus itu didukung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara,  Kantor Utusan Khusus Presiden Bidang Pengendalian Iklim dan Yayasan DR. Sjahrir.

"Orang Batak bisa teriak karena andaliman," kelakar Marandus mengawali cerita tentang andaliman.

Menurutnya, andaliman hanya dapat tumbuh dengan bagus di ketinggian 1100 -- 1600 mdpl. Di kawasan Danau Toba, tak semua tempat, andaliman bisa tumbuh. Apalagi di daerah lain di Indonesia. Dia merupakan tanaman hutan yang "manja."

"Tanaman yang butuh tanaman lain untuk pelindung," jelas Marandus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun