Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ode untuk Andaliman

22 April 2019   19:21 Diperbarui: 22 April 2019   21:38 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bergerombol. Berwarna hijau. Bulat kecil-kecil. Sekali mengunyahnya, lidah akan dibuat tercengang dengan cita rasa "strong" yang sulit dirangkum dalam satu diksi rasa. Inilah rempah khas Batak dengan cita rasa terlengkap sedunia dari Danau Toba. 

Rasa pedas, mint dan getir itulah paduan cita rasa rempah andaliman.  Cita rasa etnik yang terbentuk, dari kondisi area letusan di kawasan danau vulkanik terbesar di dunia, Danau Toba. 

Kini potensi andaliman sebagai rempah 'sakti' terus digeber perannya di tingkat lebih luas hingga mendunia. "Nyanyian" mempromosikan andaliman dikumandangkan tanpa henti. Bukan saja diobsesikan terhidang sebagai ragam menu di meja-meja restoran penjuru dunia namun ada dampak signifikan bagi perekonomian masyarakat, pelestarian lingkungan, hingga mengatasi pemanasan global. Luar biasa bukan? 

Andaliman. (Foto GANENDRA)
Andaliman. (Foto GANENDRA)
Aneka produk berbasis andaliman. (Foto GANENDRA)
Aneka produk berbasis andaliman. (Foto GANENDRA)
Andaliman. Sebelumnya aku sudah kenal lama dengan cita rasa rempah yang dikenal sebagai "merica Batak" ini. Setiap makan olahan arsik ikan mas, cita rasa khas dan aroma andaliman ini sangat dominan terasa. Efek terhadap rasa masakan, memang sungguh menakjubkan. Memberikan pengalaman rasa yang benar-benar 'something different". Apalagi di lidah perasaku, lidah khas orang Jawa yang seumur-umur tak kenal rempah endemik asal Sumatera Utara ini.

Kalau tak salah ingat, mungkin tiga tahun lalu, aku baru tahu bentuk sejatinya andaliman. Saat itu seorang kawan etnis Batak, yang memberi 'segerombol'. Berwarna hijau, bulat kecil-kecil tak beraturan. Aromanya wangi tipis-tipis. Waktu itu, aku  memberanikan diri menggigit rempah jenis tumbuhan Zanthoxylum Acanthopodium "suku jeruk-jerukan"  itu secara langsung. Sebutir.  

Rasanya? Lidah perasa getirku bereaksi paling cepat. Diikuti sedikit pedas dan segar/ mint. Ada berasa sedikit kebas. Unik dan etnik.  Pengalaman rasa itu, lengket di kepala tiap mendengar kata "Andaliman." 

Tentu saja rasa hardcore-nya itu membuatku semakin suka menikmati makanan beraroma andaliman. Namun yang jelas, aku gak bakalan lagi menggigit langsung andaliman tanpa dicampur dalam masakan. Tentu saja, andaliman bukan buah siap santap tho?

Andaliman, Rempah Endemik Simbol Budaya Batak

"Kalau orang Batak menggelar pesta, tidak ada andaliman, maka itu bukan sebuah pesta Batak,"  kata Marandus Sirait, yang beken di Toba sebagai sosok pelestari Andaliman saat acara "Andaliman Talkshow" di Almond Zucchini, Jakarta Selatan pada Sabtu, 6 April 2019.

Acara itu digelar oleh Yayasan DR. Sjahrir  didukung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara,  dan Kantor Utusan Khusus Presiden Bidang Pengendalian Iklim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun