"Hingga kini pelaku genosida Khojaly belum diadili," kata KH. Yusuf Mansur menterjemahkan pernyataan Ruslan dari bahasa Inggris.
KH. Yusuf Mansur menjelaskan bahwa kehadiran Ruslan mewakili negaranya adalah untuk meminta doa bagi penyelesaian kasus Khojaly, di damping menginformasikan kejadian berdarah itu kepada orang-orang yang belum mengetahuinya. Sebagai ungkapan solidaritas umat muslim, KH. Yusuf Mansur mengajak untuk mendoakannya. Doa pun dilakukan sejenak bersama umat muslim yang hadir di acara.
"Kedatangan beliau membuka ladang amal kita. Mudah-mudahan ada hukum yang adil atas peristiwa genosida 1992 itu," kata KH. Yusuf Mansur disamping Ruslan.
Khojaly, kota kecil dan bersahaja yang berpenduduk 3 ribu Muslim entik Azerbaijan, sontak menjadi kota yang paling tertekan dan mencekam di Azerbaijan. Konflik yang berkepanjangan dan menelurkan aksi berdarah itu menimbulkan simpati dari kalangan internasional.
Mengutip dari sumber Kedubes Azerbajan, World Assembly of Muslim Youth (WAMY), organisasi pemuda Muslim internasional yang dipayungi oleh Liga Dunia Islam (Rabitah al-Alam al-Islami) menggelar misi internasional dengan tajuk "al-Adalah li Khujali" (Keadilan untuk Muslim Khujali) di Istanbul, Turki. Salah satunya adalah digelarnya pameran fotografi yang akan dibuka hingga 26 Februari 2018 dan diikuti oleh fotografer dari berbagai negara.
Di lain sisi, Leyla Aliyeva selaku Koordinator Pusat Forum Konferensi Pemuda Islam untuk Dialog dan Kerjasama, Â memprakarsai kampanye "Justice For Khojaly" sejak 8 Mei 2008. Â Kampanye itu adalah kepedulian masyarakat internasional terhadap agresi Armenia atas Khojaly, Azerbaijan.
Situs itu menginformasikan tentang deklarasi perdamaian, upaya-upaya solusi perdamaian di antara para pemimpin internasional. Juga dimaksudkan untuk sesegera mungkin mengambil langkah untuk menyeret pihak yang terlibat dalam peristiwa tragedi kemanusiaan Khojaly ke meja hijau.
@rahabganendra