Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Profesi Dubber Menggelitik Bloger

21 Agustus 2017   09:23 Diperbarui: 22 Agustus 2017   16:00 2951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
'Pria bertopi Kuning' sharing ilmu Sulih Suara. (Foto GANENDRA)

"Dan pastinya jangan malu,"jelas pria kelahiran Kediri, 27 Agustus 1973 ini.

Ekspresi diperlukan, lepas dan tak usah ditahan-tahan. Senam muka diperlukan agar tidak kaku saat berdialog. Keluarkan semua power suara. Maka tidak boleh malu mengeluarkan suara semaksimal mungkin saat memerankan tokoh. Hingga akhirnya kita akan menemukan warna suara sendiri.

'Pria bertopi Kuning' sharing ilmu Sulih Suara. (Foto GANENDRA)
'Pria bertopi Kuning' sharing ilmu Sulih Suara. (Foto GANENDRA)
Wah susah juga yaa. Ternyata dubber ini kayak seni peran juga. Memerankan tokoh melalui sulih suara. Pastinya memerlukan latihan serius dan proses yang tak sebentar.

Makanya menurut Kak Agus yangs udah 20 tahun malang melintang di dunia olah suara ini, tak banyak orang yang menekuni profesi ini. Meski demikian bagi dubber yang sudah ahli, bahkan mampu memerankan banyak tokoh loor. Wah apa seperti dalang wayang  kulit itu ya, mampu bersuara dengan banyak karakter tokoh.

Eh ternyata sebagai profesi, dubber cukup menjanjikan. Hmmmm ... jadi ingat dulu Pak Elsa pernah mengisi suara tokoh Disney puluhan tahun lampau. Bayarannya? Lumayan. hehee

Blogger, Vlogger....Dubber?

Bagiku melatih suara ala dubber ini sangat bermanfaat untuk para blogger. Khususnya dalam kaitannya dengan konten video untuk pelengkap blogpost. Penting banget buat ngevlog. Ehh tak menutup kemungkinan, malahan bisa jadi Dubber lhooo! Why not?

Soalnya menurut Kak Agus jumlah dubber di Indonesia tidak cukup banyak. Padahal sangat dibutuhkan. Kendalanya memang tidak ada sekolah ataupun tempat formal yang mencetak para dubber. Padahal regenerasi penting.

Kepedulian Kak Agus akan regenerasi itu, dia dan kawan-kawannya yang sepemahaman sering mengadakan latihan. Sebuah studio miliknya di daerah Serpong dipakai untuk belajar dan dubbing film! Kak Agus membuka diri bagi siapa saja yang berminat.

Pastinya keseriusan, niat, tekad yang kuat untuk disiplin berlatih teknis sangat penting. Tentunya prosesnya tidaklah sebentar, perlu kesabaran dan keuletan agar berhasil memiliki kemampuan sebagai dubber.

Bloger serius berlatih olah suara. (Foto GANENDRA)
Bloger serius berlatih olah suara. (Foto GANENDRA)
Siapa tau kitalah calon dubber professional yang akan mengisi studio rekaman sandiwara radio, sulih suara Doraemon ataupun animasi lainnya di masa mendatang. Nah teman bloger, Mbakyu Agatha Mey saja sudah kepincut pengen belajar dubbing. Soalnya nanya-nanya mulu tuh. Untungnya tinggalnya dekat Serpong, jadi dekat studionya Kak Agus! Rezeki deh... hahahaa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun