Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Profesi Dubber Menggelitik Bloger

21 Agustus 2017   09:23 Diperbarui: 22 Agustus 2017   16:00 2951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kak Agus sharing ilmu Sulih Suara di hadapan Bloger BRID, Sabtu 12 Agustus 2017 di WISMA RIAT, Jakarta. (Foto GANENDRA)

Suka melihat film kartun Doraemon? Dialognya kan sudah bukan bahasa aslinya, Jepang sono. Unik dan lucu denger suara Nobita, Doraemon, Giant, Suzuka, Suneo dan lain-lain menjadi dialog berbahasa Indonesia. Itu karena sudah disulih suara alias dubbing.

Kalau generasi jadul mungkin ingat sering dengar sandiwara radio jaman merajai era 1980an. Catat saja kolosal Tutur Tinular, Saur Sepuh, yang membekas di benak sampai sekarang! Pasti ingat kan, dengan suara karakter Brama Kumbara, Mantili, Laksmini dan lainnya? Berasa teraduk-aduk emosi saat mendengarkan lakon yang mereka perankan.

Begitu kuat karakter yang dimainkan sehingga membawa pendengarnya terhanyut. Bahkan tergila-gila sampai pengen kopi darat, hanya karena mendengar... suara pemerannya! Hebat bukan!  

Sulih suara alias dubber itu sebuah profesi lhoo. Belakangan baru tau, kalau penyulih suara itu masih sangat jarang ditekuni orang. Padahal profesi ini tak terbatas pada usia lhoo.

Informasi itu disampaikan oleh Kak Agus Nurhasan saat aku mengikuti #InHouse Training BRID (Blogger Reporter Indonesia), Sabtu 12 Agustus 2017 yang lalu di Wisma RIAT (Rumah Internet Atmanto), Pengadegan Utara, Jakarta Selatan.

Kak Agus sharing tentang dubbing. (Foto GANENDRA)
Kak Agus sharing tentang dubbing. (Foto GANENDRA)
"Hai Mas, dulu aku punya teman di Sanggar Prativi, namanya Pak Elsa Surya," kataku kepada Mas Agus Nurhasan. (Belakangan Mas Agus minta dipangggil Kak Agus).

"Ya, aku kenal Mas," kata Kak Agus.

Elsa Surya salah seorang dubber yang aktif di Sanggar Prativi. Dia salah satu yang terlibat di sandiwara radio Asmara di Tengah Bencana persembahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Itu obrolan singkat dari perkenalan dengan Kak Agus Nurhasan.

Lalu siapakah Kak Agus ini?

Di kalimat atas, aku menyinggung film kartun Doraemon. Nah Kak Agus ini pernah mengisi suara untuk karakter.... Suneo! Tepatnya pada medio  2006-2008. Yak karena pengisi suaranya ganti-ganti.

Peran lainnya, Kak Agus pernah mengisi suara tokoh Monster Ksatria Baja Hitam, Fujiwara no Sai, Hikaru no Go dan juga mengisi suara untuk karakter pria bertopi kuning (Curious George). Keren yaaa.

Bertemu dengan Kak Agus, saat #InhouseTraining BRID yang kedua pada Sabtu 12 Agustus 2017 yang lalu di Wisma RIAT Jakarta Selatan. Kak Agus inilah pemateri utama di acara yang digelar oleh BRID bekerjasama dengan Gogobli, sebuah toko online yang bergerak di lingkup kesehatan dan kecantikan.

#InhouseTraining BRID dihadiri oleh Bloger melalui pendaftaran. Kegiatan yang dimaksudkan memberikan wawasan, ilmu dan kemampuan pelengkap kepada para blogger.

Narsumnya adalah Kak Agus yang berprofesi sebagai Dubber, Voice Over Profesional menjadi pembicara yang sangatlah menarik! Hadir pula tuan rumah Wisma RIAT, Ibu Amy Atmanto, Pemimpin Yayasan RIAT yang juga seorang designer dan mantan presenter televisi. Terima kasih kepada Ibu Amy yang sudah memfasilitasi.

Dubber itu... Power, Intonasi, Artikulasi, Olah Rasa...

"Beda Liinaa.... Kamu Perempuan... Aku laki-laki!!

Itu sepenggal kalimat 'jatahku' saat mempraktikan dialog dengan teman satu tim. Praktik mengolah suara seperti yang diajarkan Kak Agus sebelumnya. Kata Kak Agus, menjadi seorang dubber itu wajib latihan suara terus menerus. Jadi butuh proses.

Kak Agus sharing ilmu Sulih Suara. (Foto GANENDRA)
Kak Agus sharing ilmu Sulih Suara. (Foto GANENDRA)
"Penting untuk melatih pernafasan perut," kata pria jebolan Institut Kesenian Jakarta ini, sambil mempraktikan. Tarik napas....tahan di atas perut...hembuskan. Demikian seterusnya dilakukan para peserta #InhouseTraining BRID dilatih singkat.

Aku mencatat beberpa poin, yang harus diperhatikan. Power. Yaa Power sangat penting. Bagaimana saat berbicara kita memiliki power. Power bukan berarti berteriak. Dalam kondisi ngomong biasa, suara tetap bisa terdengar lantang. Melatih untuk membangkitkan power ini bisa berguna bahkan untuk dialog sehari-hari.

Hal yang diperlukan lagi adalah melatih intonasi dan artikulasi. Intonasi jelas sangat perlu agar setiap kalimat yang diucapkan menjadi jelas maksudnya. Ditambah dengan artikulas kata yang jelas. Pengucapan vocal jelas. Dibarengi dengan tempo yang sesuai.

Konsentrasi sangat diperlukan. Bagaimana seorang dubber bisa menterjemahkan karakter yang dimaksud, maka dubber menggunakan jurus 4M. 4 M itu adalah melihat, yaitu melihat monitor. Mendengar, yaitu mendengar suara aslinya di headphone. Membaca, yaitu membaca naskah. Merasakan, yaitu merasakan apa yang dirasakan tokoh dalam film itu.

Nah selanjutnya perlu olah rasa melalui penghayatan terhadap tokoh. Bagaimana menghidupkan tokoh melalui suara yang diperankan. Imajinasi juga dibutuhkan. Ekspresi juga harus dikeluarkan.

"Dan pastinya jangan malu,"jelas pria kelahiran Kediri, 27 Agustus 1973 ini.

Ekspresi diperlukan, lepas dan tak usah ditahan-tahan. Senam muka diperlukan agar tidak kaku saat berdialog. Keluarkan semua power suara. Maka tidak boleh malu mengeluarkan suara semaksimal mungkin saat memerankan tokoh. Hingga akhirnya kita akan menemukan warna suara sendiri.

'Pria bertopi Kuning' sharing ilmu Sulih Suara. (Foto GANENDRA)
'Pria bertopi Kuning' sharing ilmu Sulih Suara. (Foto GANENDRA)
Wah susah juga yaa. Ternyata dubber ini kayak seni peran juga. Memerankan tokoh melalui sulih suara. Pastinya memerlukan latihan serius dan proses yang tak sebentar.

Makanya menurut Kak Agus yangs udah 20 tahun malang melintang di dunia olah suara ini, tak banyak orang yang menekuni profesi ini. Meski demikian bagi dubber yang sudah ahli, bahkan mampu memerankan banyak tokoh loor. Wah apa seperti dalang wayang  kulit itu ya, mampu bersuara dengan banyak karakter tokoh.

Eh ternyata sebagai profesi, dubber cukup menjanjikan. Hmmmm ... jadi ingat dulu Pak Elsa pernah mengisi suara tokoh Disney puluhan tahun lampau. Bayarannya? Lumayan. hehee

Blogger, Vlogger....Dubber?

Bagiku melatih suara ala dubber ini sangat bermanfaat untuk para blogger. Khususnya dalam kaitannya dengan konten video untuk pelengkap blogpost. Penting banget buat ngevlog. Ehh tak menutup kemungkinan, malahan bisa jadi Dubber lhooo! Why not?

Soalnya menurut Kak Agus jumlah dubber di Indonesia tidak cukup banyak. Padahal sangat dibutuhkan. Kendalanya memang tidak ada sekolah ataupun tempat formal yang mencetak para dubber. Padahal regenerasi penting.

Kepedulian Kak Agus akan regenerasi itu, dia dan kawan-kawannya yang sepemahaman sering mengadakan latihan. Sebuah studio miliknya di daerah Serpong dipakai untuk belajar dan dubbing film! Kak Agus membuka diri bagi siapa saja yang berminat.

Pastinya keseriusan, niat, tekad yang kuat untuk disiplin berlatih teknis sangat penting. Tentunya prosesnya tidaklah sebentar, perlu kesabaran dan keuletan agar berhasil memiliki kemampuan sebagai dubber.

Bloger serius berlatih olah suara. (Foto GANENDRA)
Bloger serius berlatih olah suara. (Foto GANENDRA)
Siapa tau kitalah calon dubber professional yang akan mengisi studio rekaman sandiwara radio, sulih suara Doraemon ataupun animasi lainnya di masa mendatang. Nah teman bloger, Mbakyu Agatha Mey saja sudah kepincut pengen belajar dubbing. Soalnya nanya-nanya mulu tuh. Untungnya tinggalnya dekat Serpong, jadi dekat studionya Kak Agus! Rezeki deh... hahahaa.

Soo dari bloger, buzzer, vlogger, tak menutup kemungkinan akan merangkap pula sebagai dubber. Kemaruk, ra popo. Mau tau lebih jauh soal dubber, colek aja Kak Agus di sosmednya Facebook: Agus Nurhasan, Twitter: @AgusNurhasan.

"Beda Liinaa.... Kamu Perempuan... Aku laki-laki!!

Kalimat dialog latihan kemarin kok terbayang mulu yak... hahahaha... Yuk berlatih!

@rahabganendra

Artikel ini ditayangkan juga di blog penulis:www.ganendra.net

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun