"Dan pastinya jangan malu,"jelas pria kelahiran Kediri, 27 Agustus 1973 ini.
Ekspresi diperlukan, lepas dan tak usah ditahan-tahan. Senam muka diperlukan agar tidak kaku saat berdialog. Keluarkan semua power suara. Maka tidak boleh malu mengeluarkan suara semaksimal mungkin saat memerankan tokoh. Hingga akhirnya kita akan menemukan warna suara sendiri.
Makanya menurut Kak Agus yangs udah 20 tahun malang melintang di dunia olah suara ini, tak banyak orang yang menekuni profesi ini. Meski demikian bagi dubber yang sudah ahli, bahkan mampu memerankan banyak tokoh loor. Wah apa seperti dalang wayang  kulit itu ya, mampu bersuara dengan banyak karakter tokoh.
Eh ternyata sebagai profesi, dubber cukup menjanjikan. Hmmmm ... jadi ingat dulu Pak Elsa pernah mengisi suara tokoh Disney puluhan tahun lampau. Bayarannya? Lumayan. hehee
Blogger, Vlogger....Dubber?
Bagiku melatih suara ala dubber ini sangat bermanfaat untuk para blogger. Khususnya dalam kaitannya dengan konten video untuk pelengkap blogpost. Penting banget buat ngevlog. Ehh tak menutup kemungkinan, malahan bisa jadi Dubber lhooo! Why not?
Soalnya menurut Kak Agus jumlah dubber di Indonesia tidak cukup banyak. Padahal sangat dibutuhkan. Kendalanya memang tidak ada sekolah ataupun tempat formal yang mencetak para dubber. Padahal regenerasi penting.
Kepedulian Kak Agus akan regenerasi itu, dia dan kawan-kawannya yang sepemahaman sering mengadakan latihan. Sebuah studio miliknya di daerah Serpong dipakai untuk belajar dan dubbing film! Kak Agus membuka diri bagi siapa saja yang berminat.
Pastinya keseriusan, niat, tekad yang kuat untuk disiplin berlatih teknis sangat penting. Tentunya prosesnya tidaklah sebentar, perlu kesabaran dan keuletan agar berhasil memiliki kemampuan sebagai dubber.