Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Berbagi Kiat Menulis Bareng Maman Suherman, Isjet dan Yayat

20 November 2016   16:50 Diperbarui: 20 November 2016   17:03 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yayat saat menjadi narasumber di acara Kompasina Nangkring

Menjadi seorang jurnalis warga/ Blogger/penulis blog, baginya harus fleksibel. Beda banget dengan kerja seorang  Wartawan dengan ketentuannya sendiri. Ia mencontohkan, dirinya yang focus ditulisan otomotif, terkhusus soal Valentino Rossi yang digandrunginya. Hingga title ‘Nyonya Vale’ menjadi predikat yang disandangnya seiring banyak kawan blogger memanggilnya demikian.

“Misalnya saat di Sepang, saya tidak menulis giman jalannya balapan. Saya akan nulis, misalnya bagaimana hebohnya penonton saat pembalap masuk track, tentang tiket, suasana Sepang, agar  yang gak ke Sepang bisa tau,” tuturnya.

Yayat saat menjadi narasumber di acara Kompasina Nangkring
Yayat saat menjadi narasumber di acara Kompasina Nangkring
Menulis, Profesi yang Kinclong

Menarik apa yang dikatakan oleh Isjet, narsum kedua, bahwa di jamannya media social/medsos, orang gampang menulis di medsos facebook, twitter, Instagram dan lain-lain. Akses internet sudah mengglobal, menjadikan profesi menulis semakin kinclong.

“Menulis menjadi profesi paling banyak kesempatan eksis,” kata pria jebolan pondok ini.

Mengapa demikian? Dunia maya menjadi alasannya. Bahwa orang banyak ‘berkerumun disana. Banyak media menjadi pilihan namun warga sudah tak bergantung lagi. Misalnya saja jika A tak mau mengambil konten dari media B, sekarang tak masalah lagi di masyarakat. Tak pengaruh, karena masyarakat sudah bisa menyampaikan sendiri via sosmed.  Warga semakin banyak menghabiskan waktu dengan membaca.

“Jaman WA  (Whattshap) artikel klik, baca, sebar. Semakin banyak orang suka baca, penulis jadi  punya kerjaan,” katanya.

Isjet saat jadi narasumber di acara Kompasina Nangkring
Isjet saat jadi narasumber di acara Kompasina Nangkring
Lalu buat apa warga menulis?

Bagi Isjet, kemampuan menulis, berbagi ilmu yang universal, harus dimiliki setiap orang. Semisal seorang guru yang bisa menulis itu lebih baik. Begitu pula profesi dokter, karyawan, dan lain-lain. Menulis bukan lagi monopoli seorang penulis.   

“Dulu nulis di Koran, majalah, turun baru kebaca orang. Sekarang kita nulis langsung dibaca. Ini yang  gak kebayang sampai sekarang,” tuturnya.

Sebagai contoh, Isjet mencotohkan Kompasiana yang disiapkan wadah warga menulis. Warga menulis terbuka untuk semua orang. Orang dengan memiliki akun pribadi di Kompasiana, bisa langsung tayang. Tak ada di media mana pun. Tak sekadar blogger, kalau di Kompasiana ada editor, jadi Headline/ HL, dipromosikan, mengiklankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun