Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semangat 'Kaizen' Toyota Indonesia, Antara Perubahan Tiada Henti dan Membangun Budaya

23 Agustus 2016   21:06 Diperbarui: 23 Agustus 2016   23:24 1457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara Peluncuran Buku “Perubahan Tiada Henti” di Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2016. (Foto GANENDRA)

Contohnya?

Sebagai gambaran penerapan QCC di Toyota, dicontohkan oleh Abdul Mukti Suryo Hutomo selaku General Manager Press Production Sunter 2 Division, yang tentu bersinggungan langsung dengan bagian perusahaan. Di area administrasi Toyota Astra Motor, misalnya bagian HRD (Human Resource Development), kebetulan di grup itu para wanita yang urusan sehari-hari adalah administrasi, AC rusak, karyawan telat dan lain-lain.  Semangat QCC, mengangkat persoalan pemakaian air di toilet wanita yang sangat tinggi. Analisisnya bermasalah behaviour-nya. Ternyata wanita kebiasaan mem-flush dua kali. Solusinya memberi himbauan, mempermanis memberi warna di tempat flusing. Ide sederhana dari masalah sederhana.

“Hasilnya bisa menghemat 12 juta/bulan. Untuk kantor yang kecil lumayan,” kisah Abdul Mukti.

Bukan hanya bisa diterapkan di perusahaan, QCC juga diterapkan di SMK. Seperti disampaikan sang Penulis, soal kehilangan pulpen itu masalah. Dengan QCC mereka menetapkan standar prosedur, semua pulpen ditaruh di sebuah tempat. Tingkat pulpen hilang turun drastis.

“Yang diperlukan adalah konsistensi, jangan sampai dilepas, terus dilakukan dan menjadi habit/ kebiasaan hingga menjadi culture,” jelas Warih.

Bagi Toyota sendiri, menurut Joice dengan SDM lulusan SMK, ribuan, berapa banyak effort untuk itu? Dengan  QCC maka menghemat waktu, biaya saat diterapkan pada setiap level.

Bahkan dari penerapan QCC itu, Toyota ‘menghilangkan’ gudang karena dianggap pemborosan. Barang inden dulu, berapa lama dipersiapkan, berapa lama pengiriman. Hal itu berakibat tak banyak barang dibuang. Jeli membaca market di masa datang. 

Hal yang terpentinga dalah salah satu mindset QCC adalah memperbaiki lingkungan kerja masing-masing. Kalau lingkungan rapi, motivasi akan tinggi. QCC melibatkan semua orang. Pimpinan harus terlibat sekaligus memotivasi agar QCC bisa dijalakan tingkat level di bawahnya. Pimpinan turun langsung, datang melihat sendiri. Atau dalam istilah di buku, bahasa Jepang Genchi Genbutsu alias blusukan. Tak dilupakan adalah adanya apresiasi bagi member, sebagai salah satu cara untuk memotivasi agar semakin menjadi budaya dalam kerja.

Ini penampakan bukunya. (Foto GANENDRA)
Ini penampakan bukunya. (Foto GANENDRA)
Sooo, Kaizen dengan tools QCCnya nyata sukses diterapkan oleh Toyota Indonesia. Sebuah perjalanan dan perjuangan panjang selama 25 tahun yang membuahkan hasil manis bukan hanya bagi perusahaan namun juga bagi karyawannya. Dan seperti dikatakan sang penulis yang pernah mengenyam pendidikan di Jerman ini, adalah ambil manfaatnya, penting mempelajari sesuatu yang telah dirasakan hasilnya (Toyota).

“Perjuangan 25 tahun itu luar biasa, mengapa tak disebarkan?” kata Joice retoris.

Dan buku itu sudah resmi diluncurkan. Bisa dikonsumsi oleh masyarakat luas. Buku yang bermanfaat bukan hanya untuk perusahaan seperti Toyota Indonesia, namun bisa diterapkan pada pribadi bahkan dalam berbangsa bernegara. Mengamini apa yang dikatakan sang Penulis buku, dua kata untuk buku itu adalah “Berani Berubah” demi perubahan yang lebih baik. #Salam Kaizen

@rahabganendra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun