“Kekuatan terbentuk dari kebhinekaan,” ujarnya di acara yang sama.
Keprihatinan terhadap fenomena menyangkut persoalan intoleransi yang mucul dari keberagaman ini, salah satu yang memotivasi Robi bersama 23 LSM dan forum pemuda mengikat sebuah janji menjaga kebebasan dan keberagaman di Indonesia. Rudolf Dethu pendiri Forum MBB (Muda, berbuat, Bertanggungjawab) menggagas Deklarasi Aliansi Kebhinekaan pada 11 Agustus 2016 lalu.
Deklarasi ini adalah bentuk dari pandangan sebagai warganegara yang dituangkan dalam komitmen bersama. Disamping sebagai upaya untuk terbiasa vocal, berani menyampaikan pendapat berekspresi, juga sebagai bentuk konsolidasi diri membangun koordinasi dari orang-orang yang berpandangan sama. Terkait hak sipil bahwa kita boleh memilih yang dimau namun penting bertanggjawab. Kebebasan menggunakan hak untuk menentukan pilihan.
Tentu saja ‘protes’ bukanlah sebagai bentuk anjuran orang untuk minum minol. Jelas penyalahgunaan tidaklah dibenarkan. Namanya muda, berbuat, bertanggungjawab.
“Ada kata bertanggungjawab sebagai pilihan kita,” jelas Rudolf.
Sooo, ragam pandangan kebhinekaan, mungkin pro dan kontra. Tentu hal biasa. Namun yang harus dicermati adalah keberagaman pandangan, baik dari individu atau pun kelompok di negeri ini memiliki hak yang sama. Kebhinekaan yang tak abai terhadap kebebasan. Kebebasan dalam koridor toleransi. Dan negara hadir untuk mengakomodasi. Karena kebhinekaan semestinya bukan ancaman. Ancaman itu adalah dari masyarakat sendiri. Dan saat angka numeric di masyarakat, minoritas atau pun mayoritas memiliki otoritas menentukan mana yang benar, mana yang baik, maka ini akan menjadi ancaman yang serius sekali. Ancaman bagi negara yang dibangun atas pondasi kebhinekaan.
Selamat HUTRI ke 71…. Merdeka!
#PilihanGue
@rahabganendra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H