Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bikin Pasar Apung di Pesing, Kenapa Tidak?

21 Desember 2014   03:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:50 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah dan Sungai

Oh yaa diatas tadi sudah kusebutkan pasar ini ada di pinggiran kali/ sungai. Sungai memanjang yang bermuara ke Muara Angke di Jakarta Utara. Tak banyak yang dimanfaatkan dari sungai ini. Kondisinya selayaknya sungai di kota, tidaklah bisa disebut berair jernih. Tentu saja limbah rumah tangga mengalir kesini. Dan lagi kemungkinan limbah pabrik juga sedikit banyak ada. Bahkan terjadi pendangkalan di sisi pinggiran sungai. Agak kurang terawat nampaknya.

[caption id="attachment_342296" align="aligncenter" width="580" caption="Sampah dan pendangkalan di sungai serta alat berat pengangkat sampah, tak jauh dari Pasar Pesing. (Foto Ganendra)"]

14190797591957813363
14190797591957813363
[/caption]

Sebagai sebuah pasar yang ramai aktivitasnya, maka sampah pasti selalu ada dan menjadi masalah apabila tidak ditangani dengan baik. Kondisi sekarang ini, saat lihat beberapa bagian pinggiran sungai menyimpan sampah karena perilaku sembarangan membuang sampah. Tak banyak memang tempat pembuangan sampah yang tersedia. Sehingga tak seimbang antara sampah pembuangan dan penampungnya. Apalagi bila frekuensi pengambilan sampah oleh pengelola tidak disiplin, maka sampah semakin menumpuk.

Tak jauh dari lokasi pasar, sekitar 200 an meter, dibangun mesin pengangkat sampah dari sungai Kali Angke. Jadi sampah yang mengalir di sungai diangkat untuk kemudian ‘didistribusikan' ke tempat pembuangan akhir (TPA). Perangkat ini dibangun oleh Pemerintah propinsi dengan maksud salah satunya mengurangi kawasan banjir tahunan. Jalan Tubagus Angke yang berada di sisi sungai setiap tahun hampir menjadi ‘sungai' karena luapan air dari Kali Angke itu. Dapat diprediksi salah satu faktor meluapnya air adalah karena timbunan sampah ‘made in' Pasar Pesing.

[caption id="attachment_342305" align="aligncenter" width="580" caption="Banjir yang terjadi Januari 2014 di jalan Tubagus Angke, 200an meter dari Pasar Pesing. (Foto Ganendra)"]

14190805901591948128
14190805901591948128
[/caption]

[caption id="attachment_342306" align="aligncenter" width="580" caption="Banjir awal tahun ini, melumpuhkan arus transportasi di jalan sekitar Pasar Pesing. (Foto Ganendra)"]

14190806392115287301
14190806392115287301
[/caption]

Berjualan di Pinggiran Rel Kereta Api

Rel kereta api listrik yang melintas di Pasar Pesing tak luput dari ajang tempat berjualan. Saya lihat di beberapa titik nampak penjual mendirikan lapak jualan. Meja dan tenda seadanya. Jarak dengan kereta api saat melintas sangat dekat kurang dari semeter. Dan pemandangan ini memang jamak terlihat di Ibukota. Namun apakah akan dibiarkan demikian terus?

Tak jauh dari situ area antara dua lajur rel kereta api menjadi tempat parkir motor oleh warga yang mendirikan ‘rumah bedeng' di pinggiran rel. Akan menjadi sangat berbahaya bagi anak-anak dan warga setempat. Saya pikir dalam perkembangannya, jika tak dipikirkan solusinya maka akan menjadi masalah sosial di kemudian hari.

[caption id="attachment_342297" align="aligncenter" width="580" caption="Penjual menggunakan lahan di tengah-tengah, antara dua rel kereta api. (Foto Ganendra)"]

14190798531100804938
14190798531100804938
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun