Chasteleinlah yang melahirkan basis penduduk Het Land Depok melalui 150 budak yang didatangkan dari Indonesia Timur. Nama Chastelein menancapkan sejarah manis, dengan perkembangan kehidupan budak yang belakangan "dimerdekakannya".
Upayanya mencerdaskan melalui Gereja Immanuel dan Pastori yang dibangunnya 300an tahun silam, memberi sarana pendidikan baca tulis bagi para budaknya.
Nama Chastelein adalah eksistensi Het Land Depok. Nama yang akan terus dikenang melalui Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) dan ragam heritage peninggalannya.
"Cintai Heritage Depok"
Lalu apa hikmah menelusuri bangunan bersejarah peninggalan Chastelein itu.
Dari kisah penuturan Boy Loen, saya mengerti sisi-sisi yang luput dari perhatian terkait kelestariannya. Dari menjejak heritage, saya melihat langsung kondisinya yang tak bisa dibilang baik-baik saja.
Oleh karenanya saya menaruh harapan pada "nasib" yang lebih baik, sebagai bentuk cinta pada peninggalan bersejarah..
- Perhatian serius dari pihak-pihak terkait (pemerintah Depok) pada heritage peninggalan Chastelein. Mengingat histori yang perlu dirawat, dilestarikan. Saat ini bangunan seperti rumah presiden ke 5 Depok, Jonathan yang dikelola pribadi (keturunan Jonathan) bukan merupakan cagar budaya. Sementara RS Harapan bekas istana presiden Depok terbengkalai.
- Perhatian komunitas-komunitas dan wisata tour semakin banyak mengeksplore destinasi heritage Het Land Depok. Tujuannya agar semakin dikenal, tak terlupakan.
- Memperbanyak catatan-catatan heritage Depok melalui berbagai platform. Semua orang bisa melakukan, termasuk blogger.
- Membantu mempublikasi storynomic heritage. Pak Loen berkisah, dia terkendala minimnya SDM yang memahami dunia digital, keinginannya mendokumentasikan melalui podcast sesuai dengan tren saat ini. Saya rasa komunitas-komunitas setempat khususnya, bisa melakukannya.
Tentu masih banyak lagi yang bisa dilakukan untuk melestarikan heritage Depok ini. Seperti halnya nasib heritage di tempat lain, yang lazim menghadapi ancaman "hilang". Semoga hal seperti itu tak terjadi pada jejak sejarah di manapun.
Mencintai heritage adl menghargai peradaban 🙏
Salam wisata sejarah.