Saya merasakan aura spiritualnya. Pada sebuah kesempatan saya pernah dengarkan sharing Pak Tjip tentang Reiki. Pernah berkesempatan, sharing dengan Bu Rose tentang Kundalini.
Bukan hiperbola, kalau saya bilang beliau patut menjadi cermin teladan kebaikan. Saya teringat, dulu sosok Pak Tjip dan Bu Rose, seringkali menjadi salah satu kompasianer inspiratif yang menjadi bahan pembicaraan saat saya "ngopi-ngopi" bareng Thamrin Sonata (alm), dan Bang Isson Khaerul.
Thamrin Sonata, kalau gak salah merupakan kompasianer yang pernah membidani penerbitan buku-buku beliau masa itu. Jadi sedikit banyak mengenal dengan baik Pak Tjip dan Bu Rose.
Tentu pembicaraan yang positif, harmonisasi, kehangatan serta kebaikan kedua sosok itu di usia senjanya.
Secara umum, "tumpahan" pandangan-pandangan inspiratif khususnya tentang hidup, saya peroleh melalui tulisan yang diunggah di Kompasiana. Tulisan-tulisan beragam, terselip "cermin" laksana hujan yang menyuburkan tanaman "jiwa". Bagi saya semacam "hardikan lembut tongkat" yang mengingatkan.
Sebagai penulis Kompasiana, beliau cukup produktif. Pak Tipt per 6 Oktober 2024 sudah menulis 7442 artikel dengan keterbacaan lebih 6,8 juta. Akun Kompasiananya dibuat pada 14 Oktober 2012.
Sementara Bu Rose yang terdaftar akunnya pada 12 Januari 2013, sudah menulis 1651 artikel, dibaca 1,3 lebih. Amazing!!!
Kalau dibanding dengan saya, baru menulis 885 artikel pada satu akun. Jika dijumlah dengan artikel dari 2 akun lainnya (saya punya 3 akun kompasiana, beda genre), baru 1000 lebih sekian artikel. Sekarang saya hanya aktif di satu akun "Rachmat Pudiyanto". Akun pertama yang saya buat tahun 2011 silam, meski baru benar-benar aktif menulis 2 tahun kemudian.
Nah kalau membaca artikel-artikel beliau berdua, banyak tentang memaknai pengalaman hidup "menyisipkan" noktah pemahaman yang membuka cakrawala pembaca.
Pemahaman buah dari pengalaman hidup yang sedemikian panjang. Mengingat keduanya sudah mengarungi biduk pernikahan 60 tahun lamanya serta melanglang berbagai negara di dunia.