Setelah bertanya pada salah satu orang member Oncom, saya diarahkan ke salah seorang sosok berkostum ala PETA Jepang, bernama Pak Rahman.
Saya pun bertemu dan berbincang dengan Pak Rahman, sang ketua Oncom (Ontel Community) Kota Bogor, di halaman Pusdikzi, Kota Bogor. Pak Rahman menjabat ketua Oncom sudah jalan tahun ke 6.
"Mas, makan dulu. Ini ada banyak,"Â kata pria berusia 56 tahun itu sambil menyodorkan kotak nasi.
Saya mengulurkan tangan, menerima setelah gagal menolaknya. Kebetulan belum sempat sarapan, sejak sekitar jam 07.00 WIB datang ke Tugu Kujang, titik start kirab. Hehehe.
Menurut Pak Rahman, Oncom Bogor berdiri tahun 2008 silam. Ditujukan untuk mewadahi para pecinta sepeda tua di Bogor.
Saat ini beraggotakan sekitar 70 pesepeda ontel. Oncom sering terlibat dalam acara seperti kirab Merah Putih ini. Banyak event positif diikuti komunitas ini. Bahkan pernah terlibat event sampai Kalimantan.
Sepeda Ontel yang digunakan anggota komunitas ini berumur tua, dengan lampu depan khas "berko" (saya menyebutnya demikian). Ada ontel pria (yang ada "dalangan") dan model untuk pengguna perempuan. Sepeda keluaran berkisar tahun 1940an sampai 1960an. Bahkan pengakuan Pak Memet, sepedanya keluaran tahun 1928. Jadoel banget yak.
Untuk menjadi anggota komunitas ini, cukup mudah. Tinggal join saja dan memiliki sepeda. Biasanya kumpul tiap Minggu jam 09.00 WIB di Taman Perangin, Jl Jenderal Sudirman Kota Bogor. Tidak ada iuran khusus bagi para anggota Oncom.
Saya juga sering gowes, bersepeda, meski belum rutin. Saya memakai sepeda model modern, "seli" sepeda lipat. Gak punya ontel.
Mengenal para pesepeda komunitas Oncom ini, memberikan inspirasi tersendiri bagi saya. Bagaimana pun menyatukan tujuan, harapan, motivasi dalam sebuah komitmen berkomunitas itu, tentu sangat bernilai dan bermanfaat.