Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyerap Inspirasi dari "Oncom", Pesepeda Ontel Tua Kota Bogor

20 Agustus 2024   02:41 Diperbarui: 20 Agustus 2024   07:09 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ONCOM saat pawai Kirab Merah Putih, Minggu 18 Agustus 2024. Dokumen Pribadi

Ontel, biasanya digunakan untuk menyebut sepeda tua/ jadoel. Bagi sebagian orang, Ontel memiliki nilai tersendiri. Kecintaan pada sepeda "Oemar Bakrie" itu, bukan hanya sekadar hobi bersepeda namun juga wujud menghargai nilai-nilai historis keberadaannya. Seperti yang dirasakan para pesepeda usia "senja" di Bogor yang berusia lebih dari setengah abad. Mereka menghargai ontel melalui wadah komunitas bernama  "Oncom" (Ontel Community) Kota Bogor. 

LENGKINGAN suara sirene menarik perhatian saya. Sirene yang khas. Beda dengan suara sirene mobil ambulance atau pun mobil polisi.

Itu kedengaran seperti suara sirene di "tangsi-tangsi" atau bangunan tentara era zaman perjuangan kemerdekaan dulu. Seperti yang saya lihat di film-film sejarah jadoel.

Sirene itu menarik perhatian warga sepanjang jalan, yang menonton pawai arak-arakan bendera raksasa acara "Kirab Merah Putih" yang digelar Pemkot Bogor, Minggu 18 Agustus 2024 lalu.

Video tentang kemeriahan Kirab Merah Putih, silahkan tonton videonya di artikel ini ya “Meriahnya Kirab Bendera Raksasa Merah Putih di Bogor, Wujud Kebersamaan & Nasionalisme Warga“.

Ternyata sumber sirene berasal dari sebuah sepeda tua/ ontel peserta kirab. Tangan seorang pria berumur sedang "mengengkol"/ memutar sebuah alat sirene yang melekat pada setang ontel yang dituntunnya.

Suara sirene terdengar makin lantang berirama, seiring putaran en gkol ke arah kanan yang semakin cepat. Lengkingan yang menarik perhatian ibu-ibu an membuat senang anak-anak yang menonton di pinggiran jalan.

Sesekali sambil mengangkat kepalan tangannya, pria itu semangat meneriakkan, "Merdeka.... merdeka... Merdeka!!!

Pria berumur 74 tahun itu bernama Pak Memet, salah seorang anggota komunitas sepeda tua "Oncom" Kota Bogor.

Pak Memet bersama  sepeda tua Oncom Bogor. Dokumen Pribadi
Pak Memet bersama  sepeda tua Oncom Bogor. Dokumen Pribadi

Berseragam warna putih ala pejuang kemerdekaan dulu, Pak Memet berada di barisan kanan depan, di antara puluhan pesepeda Oncom lainnya.

Pak Memet nampak bugar, bersemangat mengikuti kirab yang menempuh jarak sejauh sekitar 3,5 kilometer melintasi jalan utama Kota Bogor.

Kirab start dari Tugu Kujang melewati Jl Otista, Jl Ir Juanda hingga Pusat Pendidikan Zeni (Pusdikzi) di Jl Sudirman, Kota Bogor.  

"Oncom" Wadah Ontel Bogor 

Mungkin di benak kita kali pertama mendengar kata "Oncom" akan berasosiasi ke nama makanan. Tidak salah. Apalagi oncom adalah nama makanan yang popular.

Namun oncom di sini saya maksudkan bukan nama makanan tapi sebuah nama komunitas. Komunitas pecinta sepeda tua di Kota Bogor.  

Kelompok Ontel, para pecinta sepeda tua, salah satu komunitas yang turut memeriahkan acara Kirab Merah Putih di Bogor.

Oncom Bogor. Dokumen Pribadi
Oncom Bogor. Dokumen Pribadi

Mereka berada beberapa kelompok di depan barisan pengusung 2 bendera raksasa berukuran masing-masing 100 meter.

Saya tertarik untuk mengulik dan mengetahui tentang komunitas yang tampil dengan memakai beragam kostum "historis" ala era kemerdekaan. Seperti kostum pejuang, kostum PETA (Pembela Tanah Air era Jepang) dan ada yang berkostum ala Jenderal Sudirman.  

Ontel itu identik zaman perjuangan dan zaman Belanda. Karena memang zaman itu, sepeda menjadi salah satu alat transportasi penting.

Setelah bertanya pada salah satu orang member Oncom, saya diarahkan ke salah seorang sosok berkostum ala PETA Jepang, bernama Pak Rahman.

Saya pun bertemu dan berbincang dengan Pak Rahman, sang ketua Oncom (Ontel Community) Kota Bogor, di halaman Pusdikzi, Kota Bogor. Pak Rahman menjabat ketua Oncom sudah jalan tahun ke 6.

"Mas, makan dulu. Ini ada banyak," kata pria berusia 56 tahun itu sambil menyodorkan kotak nasi.

Saya mengulurkan tangan, menerima setelah gagal menolaknya. Kebetulan belum sempat sarapan, sejak sekitar jam 07.00 wib datang ke Tugu Kujang, titik start kirab. Hehehe  

Pak Rahman, Ketua Oncom Bogor. Dokumen Pribadi
Pak Rahman, Ketua Oncom Bogor. Dokumen Pribadi

Menurut Pak Rahman, Oncom Bogor berdiri tahun 2008 silam. Ditujukan untuk mewadahi para pecinta sepeda tua di Bogor.

Saat ini beraggotakan sekitar 70 pesepeda ontel. Oncom sering terlibat dalam acara seperti kirab Merah Putih ini. Banyak event positif diikuti komunitas ini. Bahkan pernah terlibat event sampai Kalimantan.

Sepeda Ontel yang digunakan anggota komunitas ini berumur tua, dengan lampu depan khas "berko" (saya menyebutnya demikian). Ada ontel pria (yang ada "dalangan") dan model untuk pengguna perempuan. Sepeda keluaran berkisar tahun 1940an sampai 1960an.

Bahkan  pengakuan Pak Memet, sepedanya keluaran tahun 1928. Jadoel banget yak.

Untuk menjadi anggota komunitas ini, cukup mudah. Tinggal join saja, dan memi;ili sepeda. Biasanya kumpul tiap Minggu jam 09.00 wib di Taman Perangin, Jl Jeneral Sudirman Kota Bogor. Tidak ada iuran khusus bagi para anggota Oncom.  

Saya juga sering gowes, bersepeda, meski belum rutin. Saya memakai sepeda model modern, "seli" sepeda lipat. Gak punya ontel.

Mengenal para pesepeda komunitas Oncom ini, memberikan inspirasi tersendiri bagi saya. Bagaimana pun menyatukan tujuan, harapan, motivasi dalam sebuah komitmen berkomunitas itu, tentu sangat bernilai dan bermanfaat.

Oncom Bogor. Dokumen Pribadi
Oncom Bogor. Dokumen Pribadi

Hobi dan Olahraga 

Bersepeda ontel itu hobi yang menyenangkan sekaligus bisa  menjadi sarana berolahraga untuk gaya hidup sehat.

Cerita Pak Rahman, setiap hari kerja (saat waktu memungkinkan), dia bersepeda dari rumahnya di Cikaret ke kantor pemerintah daerah Bogor, tempatya bekerja.

Bukan main-main, jaraknya lumayan jauh, 25 km. Praktis "pulang pergi" menempuh jarak 50 km.

Nah, dari hobi yang menyenangkan karena suka bersepeda, memotivasi untuk menerapkan gaya hidup sehat, yakni berolahraga. Bahkan dampaknya juga menjadi habit "dekarbonisasi" karena sepeda tidak menghasilkan polutan karbon yang berbahaya.   

Menghargai Nilai-Nilai Historis

Sebagai produk lama, Ontel akan membawa nilai-nilai historis menyangkut keberadaannya.

Ontel yang "lahir" zaman perjuangan, digunakan sebagai sarana transportasi era Belanda, tentu membawa kisah historis.

Bukan saja dari sisi umur sepedanya yang tua, namun storynomic kisah-kisah momen masa itu, yang menyertainya.

Seperti kostum yang dikenakan pesepeda Oncom, yang mengenakan seragam masa kolonial hingga kemerdekaan, membawa kisah-kisah bernilai perjuangan.

Ontel kawan-kawan Oncom Bogor. Dokumen Pribadi
Ontel kawan-kawan Oncom Bogor. Dokumen Pribadi

Seperti kostum yang dikenakan Pak Rahman, ala tentara PETA. Membawa kisah-kisah heroik perjuangan laskar Supriadi kala itu.

Kisah-kisah perjuangan yang terkuak kembali melalui kostum-kostum tersebut bisa menjadi sarana edukasi sejarah.

Edukasi bagi generasi masa kini untuk mengenal dan menghargai nilai-nilai masa perjuangan bangsanya.

 Selanjutanya, bisa mendorong generasi muda untuk melestarikan sepeda tua sebagai kenangan yang berharga tentang sebuah masa heroik.  

Mensyukuri Karunia Usia 

Menurut saya, berkomunitas seperti Oncom ini merupakan sarana mensyukuri usia yang diberikan Tuhan.

Usia non produktif (bagi sebagian orang yang sudah pensiun), tentu bijak dengan memanfaatkan (mengisi) hari tua dengan kegiatan positif, seperti hobi sepeda tua.

Positif bukan hanya untuk diri sendiri, namun juga untuk orang lain, masyarakatnya bahkan bagi bangsanya melalui kegiatan edukatif komunitas.

Contohnya seperti partisipasi Oncom dalam kirab Merah Putih dengan penampilan "heroik era perjuangan". Baik melalui parade sepeda tua maupun kostum yang dikenakannya.

Selanjutnya, banyak kegiatan yang bisa dirancang bersama antar teman komunitas. Selain itu, menyambung silaturahmi, membangun kebersamaan antar member Oncom merupakan inspirasi bagi sebuah nilai persaudaraan.

Salam semangat untuk teman-teman Oncom Kota Bogor. Merdeka!

Penulis bersama kawan-kawan Oncom Bogor. Dokumen Pribadi
Penulis bersama kawan-kawan Oncom Bogor. Dokumen Pribadi
@rachmatpy

Baca Artikel Terkait : Meriahnya Kirab Bendera Raksasa Merah Putih di Bogor, Wujud Kebersamaan & Nasionalisme Warga 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun