Cara penyajiannya, Mipan di wadah berbahan styrofoam berukuran sekira 20 cm itu, dipotong menjadi 2 bagian sama besar. Satu potongan, ditumpuk di salah satu sisi. Lanjut dipotong menjadi 3 bagian berbentuk segitiga memanjang.
Setelahnya dituangin cairan gula merah dari botol ke sisi lain wadah yang kosong. Lalu cairan gula ditaburi bawang putih goreng. Selesai. Sederhana saja.
Rasanya?
Ada tusukan dari kayu, kecil. Tusukan itu untuk menusuk Mipan lalu dicocol ke gula yang bercampur bawang putih goreng. Ada rasa gurih pada tepung berasnya dan tentu saja rasa manis gula merahnya. Enak dan rasa khas.
Aroma pembeda dengan lopis, adalah aroma dan rasa bawang putihnya yang dominan.
Harga satu porsi, dijual Rp. 10 ribu. Dalam sehari, Pak Ole membawa 80 bungkus Mipan. Luar biasanya, sering habis terjual. Kaang habis cepat.
Jualan mulai jam 11.00 wib. Jam 14.00 biasanya habis. Jika tidak, biasa sorenya juga habis.
Hampir semua pembelinya adalah Cici-cici (Tionghoa) . Tentu saja karena makanan ini khas makanan Chinnese yang tentu familiar di lidah mereka.
Penasaran lebih dalam tentang Mipan ini, saya coba gogling. Informasi yang saya peroleh dari situs RRI, Mipan merupakan jajanan kue beras tradisional yang awalnya dibawa oleh etnis Tionghoa ke Indonesia.
Biasanya menjadi camilan, namun ada juga yang memfungsikan sebagai hidangan penutup. Sementara kalau, menilik namanya, berasal dari bahasa Hakka artinya 'kue beras'.Â