Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Traveler Madyanger Fiksianer #MuseumLover

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger #MuseumLover email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sebuah Inspirasi dari Perempuan, Hadapi Tantangan Dekarbonisasi

20 Juni 2024   22:11 Diperbarui: 20 Juni 2024   22:46 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi emisi karbon.(Kompas.com/SHUTTERSTOCK/DIANA PARKHOUSE)

Menariknya, limbah-limbah bekas olahan biogas, bisa difungsikan dan dimanfaatkan sebagai pupuk. Pupuk pertanian, pupuk ternak ikan lele dan lain-lain.

Biogas bisa berperan sebagai sarana integrasi, antara kebutuhan energi dengan pupuk pertanian. Juga meningkatkan sektor pangan, melalui pengembangan peternakan hewan-hewan ternak. Mendukung pertanian berkelanjutan.

Biodigester yang dikembangkan Sri Wahyuni, sudah ada belasan lokasi di Bogor. Ada skala RT, skala 3, 10, 50 sampai 100 rumah. Bahkan hingga 1000 rumah untuk mengolah limbah organik menjadi biogas. .   

Sudah dikembangkan pula uji coba kelompok lebih besar, seperti ke pesantren-pesantren (pesantren di Bogor) yang memiiki ribuan santri. "Memberdayakan" kotoran manusia untuk biogas.

Kini melalui perusahaan yang didirikannya,  Sri Wahyuni sudah mendistribusikan puluhan ribu biodigester produksinya.

Dari kiprah sang "Ratu Biogas" ini, secara sederhana, memberi sebuah pemikiran bahwa energi baru terbarukan itu, sebenarnya sudah ada di sekitar kita.


Masyarakat yang memiliki lahan pertanian, hewan ternak (di desa) dan "community" (di kota) yang bisa imanfaatkan guna kebutuhan biogas (EBT) mandiri.  Tantangan bagi teknologi untuk mengembangkan biogas berdaya kapasitas "watt besar".

Bisa disimpulkan, upaya Sri Wahyuni dengan pengembangan biogas (biodigester) selama bertahun-tahun sedikit banyak "menyumbang" satu langkah positif dekarbonisasi.

Ia menjadi penggerak dan pendorong akselerasi transisi energi, melalui penggunaan biogas yang meluas di lapisan masyarakat.  

Menuju Net Zero Emissions (NZE) 2060 

Penerapan energi baru terbarukan, menandai langkah dekarbonisasi. Momentum pergeseran dari "energi kotor" ke "energi bersih". Dari degradasi lingkungan ke ramah lingkungan. Dari udara polutif ke udara berkualitas. Menuju kondisi nol emisi karbon net zero emissions (NZE).    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun