Kita bisa mempelajarinya dari buku-buku sejarah, dan benda-benda bersejarah riil dalam museum bisa menegaskan semua "bayangan" kita tentang masa-masa peristiwa itu terjadi.
Untuk apa?
Media pembelajaran. Dengan belajar sejarah memberikan pendidikan untuk masa depan. Peristiwa yang terjadi masa itu, memberi bekal pengalaman berharga guna menata diri menghadapi masa mendatang. Bukankah pengalaman itu mahal harganya (nilai)? Â
Pada sebuah gedung, di Jalan Kenari II No. 15, Jakarta Pusat kita bisa belajar sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Di rumah yang dihibahkan oleh Mohammad Hoesni Thamrin  itu kita belajar tentang nilai-nilai kejuangan Indonesia serta menginformasikan Jakarta sebagai kota Joang, melalui banyak koleksi benda-benda yang dipamerkan dan diorama yang menceritakan kehidupan dan peristiwa yang dialami oleh sosok yang ditakuti Belanda.
Kisah-kisah perjuangan yang tersimpan rapi dalam gedung yang ditetapkan sebagai museum pada tanggal 11 Januari 1986 silam itu.
Pada komplek "pesarean" atau pemakaman mewah  khas arsitektur Belanda, tertinggal jejak-jejak kolonial,dimana Batavia menjadi Kawasan pendudukan kolonial Belanda. Makam-makan bermonumen itu tersimpan "membisu" di Museum Prasasti Kawasan Tanah Abang Jakarta Pusat.
Terbengkalai Bersama Kisah Masa Lalu yang Berserak, Gimana?Â
Sayangnya, beberapa lokasi bersejarah yang menyimpan jejak-jejak kolonial Belanda itu, tidak semua terkelola dengan baik. Cenderung mempriharinkan, meski sebagian sudah masuk kawasan cagar budaya. Padahal, peninggalan bersejarah itu, memuat kisah-kisah lokal setempat yang menjadi bukti sejarah.Â
Sebut saja bangunan bersejarah di Depok, yang dikenal dengan sebutan  Rumah Tinggi. Lokasi di Kawasan pemukiman penduduk itu, tidak bernasib baik, terbengkalai meski masuk cagar budaya.
Jejak keluarga Belanda, van Motman yang tersimpan dalam bangunan mausoleum van Motman di Kampung Pilar, Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, bernasib serupa. Saking kurang terawatnya disebut-sebut menjadi kawasan "angker". Meski jejak keluarga ini  ada yang tersimpan rapi di Museum Prasasti Jakarta.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!