"Coba kalo kamu lagi apes entah berapa tahun lamanya. Seribu buku motivasi tidak mengubah apapun. Seribu kali denger khotbah motivator di TV eh kagak ngaruh. Tetep aja nasibmu melempem. Malah bisa bisa tambah nyungsep. Yang untung cuma si motivator, yaaa panen popularitas, yaaa panen honor cuap cuap dari sponsor. "
Jadi...
"Jadi.. Motivator itu berjaya selama banyak orang-orang goblok yg tidak tau cara membaca iklim nasib, cara menjaring hoki, dan momentum untuk mengubah nasib. Udah goblok, dikasih tau nggak mau! Mereka bangga jadi orang goblok hanya karena bisa pamer foto bareng motivator terkenal."
Lantas di mana dong ketololan motivator yang menjanjikan panen raya buah-buah lezat dari sorga?
"Ketololan motivator itu mengesampingkan faktor hoki alias keberuntungan. Seakan orang yang sedang menjalani fase sial mampu menjungkirbalikan keadaan. Padahal dari jaman kuda gigit besi, semua orang paham. Bahwa kisah sukses terukir bersamaan dg masuknya fase hoki. Dan hoki itu sifatnya naik turun sepanjang hidup setiap mahluk."
Jadi keberuntungan kita terletak di mana dong? Ya di kita sendiri.
Kita adalah sebaik-baik motivator buat menerbangkan sayap ke segala cakrawala. Hanya butuh seorang sopir untuk nganter ke tujuan agar tidak salah jalan. Sopir tsb bisa jadi seorang yang selama ini kita pandang rendah. #kode
****
Posted by Ragile
Kemang Jakarta Selatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H