Menjadi kaya tidak butuh motivator jempolan itu fakta. Menjadi makmur tidak butuh bimbingan motivator profesional itu juga nyata. Bangkit dari reruntuhan tidak butuh uluran cuap-cuap motivator, itu pun klasik punya cerita.
Mengapa?
Soalnya kita tahu jaman saiki motivator cuma jualan cuap-cuap semanis madu namun gagal memperbaiki nasib pembeli cuap-cuap. Paling banter si pembeli cuap-cuap merasa lega hati seakan lampu aladin sedang digosok buat mengubah nasib , sekejap, seketika. Maklum, bisnis pelipur lara pancen full sihir. Dan kita-kita pasrah jadi korban sihir cuap-cuap , hahaha
Mau tau contohnya?
Seorang juragan besar bilang begini: "Dulu saya cuma tukang cuci mobil, pekerja kasar. Ekonomi megap megap, mau beli makan pake ayam goreng aja mikir. Cukup nggak yah? Itu dulu, 20 tahun yang lalu."
Dia lanjutkan, "Nah sejak saya ketiban hoki, segala jadi mudah. Ndilalah income dari makelaran edan-edanan hasilnya. Gampang banget cari duit. Perasaan sambil merem duit jutaan dateng sendiri. Nggak terasa tau-tau sudah bisa beli mobil sendiri. Edan. Ajaib. Edan ah saya, tau tau punya showroom mobil sendiri."
Wah, pasti belajar dari motivator tenar yaaa?
Dia jawab, "Motivator gundulmu! Nggak butuh denger teori cuap-cuap doang. Saya orang jalanan. Orang lapangan. Pekerja keras. Orang seperti saya hanya butuh rajin kerja dan semangat meraih cita cita. Kapan tercapainya yahTinggal nunggu ketiban hoki beres dah. Masalahnya keberuntungan itu misteri jadi kudu sabar kapan giliran hoki datang menghampiri, hehehe"
Lah pasti ada dong orang yang berjasa mengantar sukses?
Pengakuan dia begini: "Yang mengantarkan sukses saya adalah anak-istri. Mereka mendukung apapun usaha saya. Yang menaikkan karir saya adalah orang-orang sekitar yg bersekutu dg modal saling percaya. Yang menerbangkan karir saya adalah hoki. Pas hoki datang segala usaha serba mudah seolah olah sambil merem tau tau sudah melayang di atas awan hahaha"
Sebaliknya?
"Coba kalo kamu lagi apes entah berapa tahun lamanya. Seribu buku motivasi tidak mengubah apapun. Seribu kali denger khotbah motivator di TV eh kagak ngaruh. Tetep aja nasibmu melempem. Malah bisa bisa tambah nyungsep. Yang untung cuma si motivator, yaaa panen popularitas, yaaa panen honor cuap cuap dari sponsor. "
Jadi...
"Jadi.. Motivator itu berjaya selama banyak orang-orang goblok yg tidak tau cara membaca iklim nasib, cara menjaring hoki, dan momentum untuk mengubah nasib. Udah goblok, dikasih tau nggak mau! Mereka bangga jadi orang goblok hanya karena bisa pamer foto bareng motivator terkenal."
Lantas di mana dong ketololan motivator yang menjanjikan panen raya buah-buah lezat dari sorga?
"Ketololan motivator itu mengesampingkan faktor hoki alias keberuntungan. Seakan orang yang sedang menjalani fase sial mampu menjungkirbalikan keadaan. Padahal dari jaman kuda gigit besi, semua orang paham. Bahwa kisah sukses terukir bersamaan dg masuknya fase hoki. Dan hoki itu sifatnya naik turun sepanjang hidup setiap mahluk."
Jadi keberuntungan kita terletak di mana dong? Ya di kita sendiri.
Kita adalah sebaik-baik motivator buat menerbangkan sayap ke segala cakrawala. Hanya butuh seorang sopir untuk nganter ke tujuan agar tidak salah jalan. Sopir tsb bisa jadi seorang yang selama ini kita pandang rendah. #kode
****
Posted by Ragile
Kemang Jakarta Selatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H