"Kapan-kapan ajak Zeo kesini ya, Bunda juga rindu dengannya."
   Zetta mengangguk
   Esoknya, Zetta berencana menemui Zeo sepulang sekolah ia juga akan mengajak Zeo ke rumahnya. Selama pembelajaran berlangsung, Zetta tak fokus seperti kemarin. Kebahagiaannya akan bertemu Zeo, teman masa kecilnya, merampok konsentrasinya.
   "Zetta kamu kenapa dari tadi saya liat senyum-senyum sendiri." Tegur Pak Jito.
   "Eh Pak, ngga ada apa-apa Pak."
   Pak Jito melanjutkan penjelasannya. Beberapa menit kemudian bel pulang sekolah pun berbunyi. Zetta cepat-cepat mengambil tasnya dan berlari ke arah parkiran sekolah. Ia menunggu Zeo di dekat motor besarnya. Tama yang melihat perempuan itu lagi hanya bisa mendengus dan berjalan ke arah motornya. Ia harus memberitahu kebenarannya.
   "Ikut aku!"
   "Kemana Zeo? Padahal aku ingin mengajakmu ke rumah, Bunda ingin bertemu soalnya."
   "Ke rumah Zeo, ayo naik!"
   Selama di perjalanan Zetta terus bertanya maksud dari ucapan Tama tadi. Namun, Tama hanya diam dan fokus menyetir.
   Zetta kaget setelah sampai, mengapa Tama mengajaknya ke sebuah pemakaman dan di sebuah makam yang tertera nama Zeo di atasnya.