"Hah?"
   Sosok itu bernama Tama. Tampak bingung
   "Kamu kalau mau pindah rumah bilang dong, jangan tiba-tiba menghilang begitu saja. Kamu tidak kasihan sama aku yang terus memikirkanmu dan berharap keajaiban kamu kembali?"
   Zetta kembali nyerocos. Tama masih diam.
   "Ya, sudah aku pulang dulu ya, aku akan memberitahu Bunda kalau kamu kembali."
   Kata Zetta sambil melepaskan pelukannya. Tampak binar kebahagiaan di matanya.
   Tama masih kaget dengan apa yang terjadi. Tapi, Dia memutuskan untuk tidak ambil pusing. Dia ingin cepat-cepat pulang karena menurutnya hari ini sangat melelahkan. Namun, sampai di rumah, Tama kembali memikirkan perempuan yang tiba-tiba memeluknya dan memanggilnya dengan nama Zeo. Dia akan memberitahunya besok, yang telah terjadi kepada Zeo.
   Keesokannya Zetta tidak sabar pergi ke sekolah untuk bertemu Zeo, kemarin dia memberitahu Bunda bahwa ia bertemu dengan Zeo kembali.
   "Bunda aku bertemu Zeo kembali. Aku masih tidak menyangka bisa bertemu dengannya lagi Bun, dan dia masih mengingatku. Aku kira tidak mungkin bertemu dengannya lagi."
   "Tidak ada yang tidak mungkin sayang. Awalnya kamu menolak untuk pindah ke sini, tapi kenyataannya kamu bertemu lagi dengan sahabat kecilmu, Zeo."
   "Iya Bun hehe, karena aku tidak mengira akan bertemunya disini."