6.Yusuf Bilyarta Mangunwijaya
Romo Mangun, panggilan akrabnya, adalah sastrawan, arsitek, dan pastor Katolik yang sering mengangkat isu-isu kemanusiaan dan keadilan sosial. Dalam karyanya "Burung-Burung Manyar" (1981), ia menampilkan karakter perempuan yang berani, kuat, dan mandiri, seperti tokoh Setadewa yang memilih jalannya sendiri. Romo Mangun mendukung kesetaraan gender melalui kritik sosial dalam sastra.
7.Putu Wijaya
Putu Wijaya dikenal sebagai penulis cerita pendek, novel, dan naskah drama dengan gaya eksperimental. Dalam cerpennya ia sering menggambarkan tokoh perempuan yang menantang norma tradisional. Salah satu karyanya yang membahas feminisme yaitu "Stasiun" yang menggambarkan perempuan yang berjuang melawan norma tradisional dan ketidakadilan dalam kehidupan sosial.
Sastra telah menjadi medium yang kuat untuk mengangkat isu-isu feminisme. Melalui kata-kata, para sastrawan tidak hanya menciptakan keindahan, tetapi juga menghidupkan perlawanan terhadap ketidakadilan. Kini saatnya kita bertanya seberapa dalam karya-karya ini telah mengubah cara kita memandang dunia dan memperjuangkan kesetaraan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H