Halo sobat potret, apa yang terjadi ketika feminisme bertemu dengan dunia sastra? Jawabannya ada pada karya-karya sastrawan yang menjadikan feminisme sebagai narasi utama. Lewat tulisan mereka, isu-isu kesetaraan, perjuangan perempuan, hingga kritik terhadap budaya patriarki dituangkan dengan penuh daya. Tak hanya perempuan, sejumlah sastrawan laki-laki pun turut menyuarakan perjuangan ini melalui karyanya. Tapi, siapa saja mereka? Dan sejauh mana karya-karya mereka mengubah pandangan kita tentang feminisme? Berikut ini nama-nama sastrawan Indonesia yang membalas feminisme.Â
1.N.H Dini
Semua karyanya memiliki benang merah yakni persoalan perempuan di tengah budaya patriarki. N.H Dii sendiri mulai berkarya pada tahun 70-an dan dianggap sebagai pelopor penulis feminis dalam sastra Indonesia modern. Salah satu karyanya yang membahas feminisme yaitu "Pada Sebuah Kapal" yang mengisahkan perjuangan perempuan untuk mandiri dan menghadapi permasalahan pernikahan yang penuh ketidaksetaraan.
2.Ayu Utami
Melalui karya-karyanya Djenar Maesa Ayu mendobrak batas ketabuan bahasan seksualitas bagi masyarakat Indonesia. Ia serinngkali menyuarakan ketidakadilan yang diterima perempuan secara seksualitas dan kebebasan perempuan untuk menentukan nasib tubuhnya sendiri. Salah satu karyanya yang membahas feminisme yaitu "Saman" yang membahas seksualitas, kebebasan perempuan, dan kritik terhadap penindasan perempuan dalam budaya patriarkal.
3. Fira Basuki
Novel Biru karya Fira Basuki sering dianggap sebagai pokok pikiran feminisme radikal , dengan hubungan perempuan dan seks yang menjadi cerita dasarnya. "Jendela-Jendela" -- Menyoroti isu perempuan modern yang berjuang untuk mendapatkan kebebasan dan pengakuan dalam kehidupan pribadi dan profesional. Salah satu karyanya yang membahas feminisme yaitu "Jendela-Jendela" yang menyoroti isu perempuan modern yang berjuang untuk mendapatkan kebebasan dan pengakuan dalam kehidupan pribadi.
4.Dewi Lestari
Dewi Lestari (Dee) adalah penulis Indonesia yang karyanya sering mengangkat tema feminisme. Tokoh perempuan dalam novelnya, seperti "Supernova" dan "Perahu Kertas", digambarkan sebagai sosok mandiri, cerdas, dan berdaya, mencerminkan dukungannya terhadap kebebasan dan kesetaraan gender.
5.Sutan Takdir Alisjahbana (STA)
STA adalah tokoh sastrawan dan intelektual Indonesia yang dikenal sebagai pelopor angkatan Pujangga Baru. Dalam karyanya, ia kerap membahas modernisasi dan emansipasi perempuan. Salah satu contoh karyanya yang mencerminkan gagasan feminisme adalah "Layar Terkembang" (1936), yang menyoroti perjuangan perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan kebebasan dalam menentukan hidup.