Mohon tunggu...
Muhammad Rafly Dzulfikar
Muhammad Rafly Dzulfikar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang mahasiswa jurusan Teknik Industri di Universitas Katolik Parahyangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tantangan bagi Remaja Indonesia pada Industri 4.0

21 Januari 2021   11:30 Diperbarui: 21 Januari 2021   11:55 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Industri 4.0 secara tidak langsung meminta sumber daya manusia yang berkualitas yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah dan universitas. Namun tuntutan pada era ini bertolak belakang dengan tuntutan yang diberikan oleh lembaga pendidikan. Era Industri 4.0 menuntut para remaja untuk kreatif, berpikir kritis, bekerja sama, terampil berkomunikasi,  atau bisa dikatakan lebih mengedepankan soft skill tanpa mengesampingkan hard skill sedangkan implementasi pembelajaran di lembaga pendidikan hanya menuntut para remaja untuk pintar dan memiliki nilai yang bagus.  

Pengajar menyelenggarakan pembelajaran selalu dengan metode "seperti biasanya" bukan "sebagaimana harusnya" sehingga tidak memungkinkan para remaja untuk mengeksplorasi lingkungan pendidikannya. Proses pembelajarannya pun masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya yang berarti sistemnya hanya berupa pengulangan dan tidak mengasah soft skill mereka. Padahal di era Industri 4.0 pengetahuan meningkat secara pesat dan tersebar di berbagai situs internet sehingga peran pengajar yang awalnya sebagai informator sudah seharusnya menjadi mediator serta fasilitator bagi para remaja.

Era Industri 4.0 pun memberikan beberapa dampak yang baik bagi para remaja, contohnya adalah sumber informasi yang luas akibat kemajuan teknologi. Dengan  memanfaatkan berbagai peramban yang tersedia, para remaja dapat dengan mudah mencari berbagai informasi yang mereka butuhkan di berbagai situs internet, blog, dan jurnal. Media komunikasi pun semakin berkembang sehingga sangat memudahkan para remaja untuk berkomunikasi dengan orang lain tanpa membuang-buang waktu dan tenaga.

Ketika berbagai aspek kehidupan sudah memiliki kaitan yang sangat erat dengan teknologi tentunya hal ini dapat memudahkan berbagai kebutuhan para remaja, contohnya adalah munculnya aplikasi transportasi online. Aplikasi ini mengubah cara memesan transportasi menjadi lebih mudah dan cepat dengan biaya yang bisa dikatakan sudah terukur dengan baik. 

Dalam aplikasi ini para remaja sudah langsung terhubung dengan driver dan didukung dengan teknologi global positioning system (GPS) untuk mengetahui posisi pemesan atau driver. Bagi para remaja tentunya hal ini sangat menghemat waktu dan bermanfaat bila digunakan sesuai porsinya tanpa membuat mereka menjadi malas.

Perkembangan teknologi digital pada era ini membuat setiap orang bebas menyalurkan kreasi dan inovasinya. Terbukti dengan banyaknya content creator yang bermunculan akhir-akhir ini. Content creator adalah suatu profesi di mana tugas mereka adalah membuat konten dengan berbagai materi, baik berupa gambar, tulisan, suara, video maupun gabungan dari beberapa materi tersebut.[1] 

Mereka menyalurkan kreativitasnya ke dalam sebuah konten (tentunya yang positif) untuk dijadikan hiburan bagi masyarakat, khususnya para remaja. Para content creator dapat menjadi role model bagi para remaja untuk lebih percaya diri dalam menyalurkan kreativitas serta inovasinya sebagai bentuk pengembangan diri mereka. Ketika semakin banyak content creator yang bersaing menggunakan kreativitasnya tentunya hal ini bagus untuk kemajuan bangsa Indonesia sebab dapat meningkatkan standar kreativitas di Indonesia.

Sejak awal terjadinya Industri 4.0 para ahli sudah menganggap bahwa hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Sebab tidak semua remaja memiliki kompetensi dan kemampuan beradaptasi dengan baik.  Berikut adalah beberapa tantangan bagi remaja pada era Industri  4.0

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Beberapa ahli setuju bahwa remaja saat ini atau Generasi Z memiliki kercedasan yang lebih baik dalam penggunaan teknologi dibandingkan generasi sebelumnya. Hal itu didukung oleh definisi Menurut Hellen Chou P. (2012: 35), Generasi Z atau yang kemudian lebih dikenal dengan generasi digital merupakan generasi muda yang tumbuh dan berkembang dengan sebuah ketergantungan yang besar pada teknologi digital.[1] 

Hal tersebut menandakan bahwa para remaja yang merupakan seorang siswa atau mahasiswa memiliki keterampilan yang lebih baik dalam penggunaan teknologi. Para remaja lebih akrab dengan teknologi dan memiliki akses informasi yang lebih mudah ketimbang generasi sebelumnya. Namun dengan mudahnya mendapatkan informasi justru menjadi sebuah tantangan bagi para remaja. Mereka harus bisa menafsirkan dan mengolah informasi tersebut dengan benar supaya tidak terjadi kesalahan interpretasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun