Konsep ini diperkenalkan dalam teori basis ekonomi yang dikembangkan oleh Hoyt (1939), yang menyatakan bahwa sektor basis berperan penting dalam menciptakan efek multiplier, di mana peningkatan pendapatan di sektor basis akan meningkatkan permintaan pada sektor-sektor lain di wilayah tersebut.
 Dalam konteks Kabupaten Tabalong, memahami sektor basis dapat membantu mengidentifikasi sektor-sektor yang memiliki daya ungkit tinggi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan(Muljanto, 2021).
Secara umum, kajian pustaka ini menunjukkan bahwa analisis LQ dan Shift Share telah banyak diterapkan dalam berbagai penelitian di tingkat nasional dan daerah untuk memahami sektor-sektor yang memiliki keunggulan komparatif serta daya saing regional. Dengan pendekatan yang sistematis melalui metode ini, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna untuk perumusan kebijakan pengembangan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Tabalong pada tahun 2023(Gafur et al., 2016).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan deskriptif untuk menganalisis struktur dan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Tabalong pada tahun 2023. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor-sektor basis dan non-basis, serta menganalisis daya saing sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Tabalong melalui metode Location Quotient (LQ) dan Shift Share Analysis.
HASIL DAN PEMBAHASANÂ
Berdasarkan tabel-tabel yang diberikan, berikut adalah pembahasan dari data analisis Location Quotient (LQ) dan data sektor peternakan serta perkebunan di Kabupaten Tabalong pada tahun 2023:
Analisis Data Perkebunan 2023
Tabel pertama menunjukkan data jumlah produksi dari lima komoditas perkebunan di berbagai kecamatan di Kabupaten Tabalong, yaitu: kelapa sawit, kelapa, karet, kopi, dan kakao. Dari total produksi perkebunan di Kabupaten Tabalong (59.558 unit), komoditas yang memiliki jumlah produksi terbesar adalah karet dengan total produksi 57.557 unit. Komoditas lain memiliki jumlah produksi yang relatif lebih kecil, dengan jumlah produksi kelapa sawit sebesar 316, kelapa sebesar 1.496, kopi sebesar 152, dan kakao sebesar 37(Hendayana, 2003).
Kecamatan Haruai memiliki produksi tertinggi di komoditas karet dengan 11.341 unit, diikuti oleh Kecamatan Bintang Ara dan Muara Uya yang juga memiliki jumlah produksi karet yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa Kecamatan Haruai merupakan salah satu pusat produksi karet di Kabupaten Tabalong. Selain itu, Kecamatan Tanjung dan Murung Pudak juga memiliki jumlah produksi kelapa sawit dan karet yang cukup signifikan, yang menunjukkan bahwa kecamatan tersebut memiliki potensi perkebunan yang baik.
Analisis Data LQ (Location Quotient) Perkebunan 2023