Mohon tunggu...
Muhammad RafliHidayatulloh
Muhammad RafliHidayatulloh Mohon Tunggu... Lainnya - sedang mencari

"kehidupan memanglah sulit, tetaplah jalani dengan hati ikhlas, terus berusaha dan tawakkal, hadapi dan coba untuk yang terbaik"

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mengevaluasi Pencapaian Karyawan dengan Proses Penilaian Kinerja

14 Desember 2021   15:50 Diperbarui: 14 Desember 2021   15:55 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu perusahaan tentunya ingin mempunyai karyawan yang dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik, dan mungkin dengan kinerja yang telah para karyawan atau pekerja peroleh akan menjadi patokan apakah mereka sudah menjalankan pekerjaan dengan baik sesuai dengan tujuan atau belum. Maka dari itu agar perusahaan dapat mengetahui atau mengukur sudah seberapa kinerja yang telah para karaywan atau pekerja peroleh, perlu adanya penilaian kinerja. Dalam hal ini, penilaian kinerja sendiri merupakan suatu kegiatan untuk menilai sekaligus mengevaluasi sebuah kemampuan, pencapaian, serta melihat pertumbuhan dari para karyawan. Setiap perusahaan perlu melakukan kegiatan penilaian kinerja ini guna mengevaluasi kinerja serta untuk meningkatkan produktivitas dari para karyawan.

Agar perusahaan dapat mengetahui seberapa dan seperti apa perkembangan kinerja dari setiap karyawannya, maka perusahaan juga harus melakukan penilaian kinerja ini secara konsisten. Dan jika penilaian kinerja ini tidak dilakukan oleh perusahaan, maka mungkin saja akan terjadi penurunan produktivitas dari para karyawan yanag mana hal itu juga akan berdampak buruk pada perusahaan dan bisa jadi perusahaan akan mengalami kerugian. Maka dari itu melakukan penilaian kinerja sangatlah diperlukan bagi suatu perusahaan.

Apa saja manfaat dari penilaian kinerja?

Dalam menrapkan atau melakuakn penilaian kinerja ini, terdapat beberapa manfaat yang dapat diterima baik bagi karyawan maupun pihak perusahaan. Yang diantaranya adalah seperti berikut.

1. Komunikasi anatara pihak perusahaan dengan karyawan akan menjadi lebih baik

2. Sebagai sumber informasi bagi perusahaan menganai hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan atau dilakukan oleh para karyawan

3. Produktivitas karyawan akan semakin meningkat. Sehingga, apabila terdapat karyawan yang berprestasi, maka pihak perusahaan akan langsung memberikan penghargaan atas bentuk apresiasi dari pihak perusahaan.

4. Mencegah terjadinya kesalahpahaman yang berkaitan dengan hasil kerja serta kualitas yang telah dilaksanakan atau dikerjakan.

Bagaimana proses dari penilaian kinerja?

Dalam melakukan atau menjalankan penilaian kinerja ini memang seharusnya dilakukan secara terus-menerus dan konsisten agar dapat mengetahui sepenuhnya tingkat kualitas dan produktivitas yang dimiliki oleh setiap karyawan. Dan pada penilaian kinerja ini terdapat beberapa proses yang harus dilakukan. Yang diantaranya adalah sebagai beikut:

1. Menganalisis pekerjaan

Dalam proses analisis pekerjaan ini dapat dimulai dengan menganalisis jabatan. Jabatan atau posisi yang ditempati oleh karaywan akan lebih mudah diketahui dengan proses analisis pekerjaan ini. Jadi, para karyawan akan lebih mudah untuk memberikan penjelasan mengenai seperti apa pekerjaannya, bagaimana kondisi mereka saat bekerja, serta tanggung jawab apa saja yang dimiliki oleh karyawan selama berada di posisi jabatan yang ditempatinya.

Dan kemudian penting sekali bagi perusahaan untuk menjalankan proses analisis pekerjaan ini sebab hal ini dapat dijadikan dasar dari penetapan standar dan evaluasi pekerjaan. Selain itu, dari proses ini bisa diketahui seperti apa pemahaman yang telah diketahui oleh karyawan mengenai tugas pekerjaannya serta tanggung jawab yang mereka miliki.

2. Sistem penilaian kinerja

Kemudian dalam sistem penilaian kinerja ini, sebenarnya terdapat empat metode yang perlu untuk diterapkan. Yang pertama adalah metode behavioral appraisal system yaitu metode penilaian kinerja yang fokus pada penilaian tingkah laku seseorang. Kedua adalah metode personal/performer appraisal system yaitu metode penilaian kinerja yang berfokus pada sifat individu dari setiap karyawan perusahaan. Yang ketiga adalah metode result oriented appraisal system yaitu metode penilaian kinerja dengan hanya melihat hasil dari pekerjaannya. Dan kemudian yang terakhir adalah metode contingency appraisal system, yaitu metode penilaian kinerja yang dikombinasi dengan beberapa hal, seperti halnya sifat, tingkah laku, serta hasil kerja dari para karyawan. Dan perusahaan dapat menggunakan diantaranya dari keempat metode penilaian kinerja tersebut guna mengukur serta mengevaluasi hasil kinerja dari para karyawannya.

3. Standar kinerja

Dan proses penilaian kinerja yang ketiga yaitu dilihat dari standar kinerja. Pada metode yang satu ini digunakan atau diterapkan untuk membandingkan hasail kerja yang sudah dikerjakan dengan standar yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan sebelumnya. Dan selanjutnya perusahaan akan dapat mengetahui seperti apa kinerja serta produktivitas dari para karyawannya dengan melihat hasil dari perbandingan yang telah dilakukan tersebut.

Dari proses perbandingan standar kinerja ini perusahaan akan mendapatkan gambaran jelas mengenai kinerja karyawannya, apakah pekerjaan yang diberikan kepada karyawan sudah dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya atau belum. Namun, pada proses standar kerja ini, standar kerja yang akan ditentukan oleh perusahaan harus dibuat secara raelistis, spesifik, mudah untuk dipahami, dan terukur. Dan apabila perusahaan menggunakan standar kerja yang terlalu tinggi, maka tentunya dapat mengakibatkan karyawan menjadi merasa kesulitan dalam memenuhi standar kerja tersebut.

Apa saja kriteria efektivitas penilaian kinerja?

Pada penilaian kinerja ini juga terdapat beberapa syarat atau kriteria dalam proses pelaksanaannya. Dan berikut ini merupakan beberapa kriteria yang harus diketahui, yaitu:

1. Dapat diandalkan

kriteria pertama yakni dapat diandalkan. Yang mana konsistensi yang tinggi harus bisa ditunjukkan dari hasil penilaian yang telah diperoleh atau didapatkan. Kemudian, dalam prosesnya sistem yang digunakan harus bisa diandalkan serta dengan menggunakan tolak ukur yang akurat, stabil, objektif dan konsisten.

2. Sensitivitas

Kriteria selanjutnya yaitu sensitivitas. Pada kriteria ini seharusnya dapat memberikan perbedaan diantara setiap pegawai mana yang memang efektif dan tidak efektif dari sistem yang telah dilakukan.

3. kepraktisan

Kemudian ada kepraktisan, yaitu prosesnya dapat mudah dimengerti baik oleh karyawan dan manajer. Dan penyampaiannya menggunakan bahasa yang jelas dan tidak rumit

4. Relevan

Proses penilaian kinerja yang dilakukan harus memiliki kaitan yang jelas antara standar kerja dengan tujuan utama dari perusahaan

5. Dapat diterima

Dan yang terakhir adalah dapat diterima. Proses penilaian kinerja yang telah dilakukan harus bisa diterima oleh pihak perusahaan maupun karyawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun