Skema ini bisa disebut koalisi. Tapi kelemahannya tidak ada keterikatan antara partai - partai selain kontrak politik untuk mencapai visi ambang batas Parlemen.Â
Kelemahan skema koalisi, partai bisa saja menarik diri dan pindah ke koalisi yang lain. Dampak buruknya harus ada upaya menalangi kekuatan yang sudah keluar dari koalisinya.
Jika skemanya adalah Holding company, maka partai utama berhak mengendalikan dari luar agar partai di bawahnya bekerja berdasarkan perintah.
Dalam literatur politik kepartaian, kondisi itu bisa disebut sebagai konsep penyederhaan partai politik. Memakai pengertian dari pengertian sebenarnya holding company itu, bahwa partai-partai di bawahnya harus menyesuaikan dengan style atau pola gerakan partai utama.
Pada sisi penyederhaan partai politik itu memang baik. Tidak salah beranggapan bahwa hanya dengan dua partai saja, demokrasi tetap jalan sebagaimana mestinya, seperti Amerika Serikat. Meskipun berbeda karakter geopolitiknya paling tidak bisa meyakini Indonesia mampu mencapai itu semua.
Situasi politik saat ini mengantarkan dugaan dan hipotesis analisis politik bahwa akan ada agenda holding company partai-partai politik.
Meskipun partai-partai baru merasa hidup karena merasa terbantu dari power partai utama, tetap tidak kehilangan ideologi partai-partai itu sendiri.
Selain untuk mencapai ambang batas yang cukup besar, keinginan partai berada pada posisi diperhitungkan bisa tercapai, manakala partai-partai yang tidak lolos ambang batas bergabung dan di bawah kendali partai utama.
Pola kerjanya pun dilakukan secara serentak demi keuntungan bersama, kemungkinan besar berpotensi menjadi bekal untuk bersikap mandiri. Misalnya merekomendasikan pilihannya beserta kekuatan sumber daya partai.
Selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H