Kondisi ini mirip agenda Holding Company, di mana partai-partai terpaksa mengikuti kendali partai utama agar bisa duduk di Parlemen.
Apa itu Holding Company?
Holding Company merupakan perusahaan utama yang membawahi beberapa perusahaan lain atau subsidiary company yang berada dalam satu grup perusahaan.
Kedudukan perusahaan utama akan menjadi perusahaan induk berperan sebagai pemegang saham dalam beberapa perusahaan anak dengan tujuan agar meningkatkan kinerja perusahaan dan memungkinkan terciptanya nilai pasar perusahaan.
Hubungan antara holding company dengan subsidiary company disebut dengan affiliasi. Pada pola kerjanya, perusahaan utama dan perusahaan di bawahnya harus bekerjasama bagaimana meningkatkan pemasukan signifikan.
Di sini ada prinsip gotong royong mencapai visi keuntungan lebih besar. Praktis seluruh perusahaan hidup dengan keuntungan berlebih.
Dalam konteks partai politik, penggabungan dari beberapa parpol di bawah kendali partai utama bisa saja dilakukan jika ingin sama-sama lolos ambang partai.
Sama halnya dengan pengertian Holding company, partai utama otomatis mengendalikan partai-partai di bawahnya dengan tujuan mencapai kuota ambang batas Parlemen. Jika salah satu partai di bawahnya tidak berhasil mencapainya, tentu bernilai buruk
Pengertian lainnya bahwa hubungan antara Holding company dengan subsidiary company adalah afiliasi.
Merujuk pada penjelasan yang sebenarnya, afiliasi adalah bentuk kerjasama antara perusahaan utama dengan anak perusahaan dalam meningkatkan nominal kentungan.
Dalam konteks partai politik, keuntungan yang dimaksud adalah peluang kader partai untuk duduk di kursi Parlemen.