Pentingnya mengkaji nilai sosial dalam novel karena sesuai fungsi sastra adalah merangsang pembaca untuk mengenali, menghayati, menganalisis, dan merumuskan nilai-nilai kemanusiaan. Secara halus nilai-nilai itu menjadi terjaga dan berkembang dalam diri pembaca. Pada akhirnya nilai-nilai itu menjadi motivasi dan stabilitas kepribadian dan perilakunya, (Muhardi dan Hasanuddin, 1992:15). Hal demikian tentunya juga berlaku pada nilai sosial.
Nilai-nilai sosial sangat dijunjung tinggi karena sebagai patokan berbuat masyarakat. Menurut Abdulsyani, (1994:51) nilai merupakan patokan (standar) perilaku sosial yang melambangkan baik-buruk, benar salahnya suatu objek dalam hidup bermasyarakat. Soekanto (2010:55) menyatakan bahwa nilai merupakan suatu konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang baik dan apa yang dianggap buruk, sesuatu yang baik akan dianutnya sedangkan sesuatu yang buruk akan dihindarinya.
Nilai sosial lebih ditekankan sebagai petunjuk arah demi tercapainya tujuan sosial masyarakat. Menurut Huky (dalam Abdulsyani, 1994:53), ada beberapa fungsi umum nilai-nilai sosial. Fungsi nilai sosial tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. (1) nilai sosial menyumbangkan seperangkat alat yang siap dipakai untuk menetapkan patokan sosial pribadi, grup atau kelompok. (2) nilai sosial bisa mengarahkan atau membentuk cara berpikir dan bertingkah laku. (3) nilai sosial sebagai patokan bagi manusia dalam memenuhi peranan sosialnya. (4) nilai sosial juga berfungsi sebagai pengawasan sosial, mendorong, menuntun, bahkan menekan manusia untuk berbuat baik, dan (5) nilai sosial berfungsi sebagai sikap solidaritas dikalangan masyarakat.
KAJIAN TEORI
Dalam sebuah penelitian, teori merupakan sebuah patoka dalam sebuah penelitian. Karena teori yang digunakan akan mempengaruhi sebuah hasil penelitian. Teori yang dibutuhkan dalam sebuah peneltian adalah teori yang lengkap, spesifik, dan relevan.
Pengertian Novel
Novel adalah sebuah fiksi prosa yang tertulis dan naratif biasanya dalam bentuk cerita. Novel juga mampu menjadikan topiknya menonjol seperti mokrokomis cerpen. Sebaliknya, novel mampu menghadirkan perkembangan atau karankter, situasi, dan sebagai peristiwa ruwet yang terjadi beberapa tahun silam secara mendetail (Stanton, 2012:90). Novel lebih panjang dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan material sandiwara atau sajak. Umumnya novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi yang aneh dari naratif tersebut. Wesfix (2014:66) mengungkapkan bahwa jalannya cerita dan suksesnya cerita sangat berpegang erat pada karakter yang dibangun oleh penulis. Novel merupakan salah satu media untuk menyampaikan ide dan gagasan melalui cerita yang ditulis oleh novelis yang memanfaatkan bahasa dan gaya bahasa. Seperti dalam novel Teratak banyak sekali jenis gaya bahasa yang digunakan oleh seorang novelis lain untuk mengungkapkan ide dan gagasan yang dituangkan dalam sebuah cerita.
Menurut jauhari (2013:156) mendefinisikan novel atau roman adalah suatu karangan bentuk prosa panjang, melukiskan perjalanan hidup manusia dan berbagai kejadian penyebab konflik pelakunya sampai pada penyelesaian sesuai imajinasi pengarangnya. Artinya pengarang menggunakan novel sebagai sarana untuk mewujudkan daya khayal, emosi, obsesi, dan seluruh curahan jiwa dalam. Hal ini menunjukkan gaya bahwa adanya keanekaragaman variasi gaya bahasa. Adanya variasi dalam penulisan gaya bahasa pada novel menyebabkan terjadinya perbedaan-perbedaan dalam pemakaian gaya bahasa yang digunakan oleh seorang penulis. Sebuah kata yang tepat untuk menyanpaikan maksud tertentu perlu diperhatikan kesesuian situasi yang dihadapi. Dalam hal ini diperlukan gaya bahasa yang tepat digunakan dalam suatu situasi. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi berkaitan dengan dengan ungkapan-ungkapan yang individual atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik tinggi (Keraf, 2016: 23). Dengan kemampuan seseorang menggunakan bahasa.
Hakikat Novel Sebagai Suatu Karya Sastra
Menurut Webster's New Collegiate Dictionary (via Tarigan, 1991: 120), kata fiksi dalam bahasa Inggris disebut fiction yang diturunkan dari bahasa latin fictio, fictum yang berarti membentuk, membuat, mengadakan, dan menciptakan.Dikatakan oleh Tarigan (1991: 122) bahwa fiksi juga bersifat realitas, sedangkan  nonfiksi bersifat aktualitas. Penulis fiksi harus dapat menghidupkan tokoh, peristiwa dan cerita agar pembaca menaruh perhatian serta yakin akan hak yang  terjadi itu. Pembagian fiksi dapat berdasarkan isi maupun bentuknya. Menurut Lubis (via Tarigan, 1991: 157-162) berdasarkan isinya, fiksi dapat diklasifikasikan atas romantik, realisme, sosialis realisme, naturalisme, ekspresionisme dan  simbolisme. Romantik ialah cara mengarang yang mengidealisasikan  penghidupan dan pengalaman manusia yang menekankan pada hal yang lebih baik. Realisme secara umum menulis apa yang dilihat dalam kehidupan dalam segi jasmani, sehingga mengesampingkan aspek rohani. Sosialis-realis  dimaksudkan untuk menuliskan penghidupan yang materialisme dan dangkal  berdasarkan dogma Marxisme tentang sejarah dan masyarakat. Realisme  sebenarnya adalah penulisan yang berusaha menggambarkan kehidupan yang  mencakup segala segi kehidupan baik dalam manifestasi jasmani, intelek, maupun  rohaninya secara utuh. Naturalisme merupakan penulisan yang memusastkan pada  kehidupan manusia dengan hasrat dan kekurangan-kekurangan kemanusiaannya.  Ekspresionisme adalah penulisan yang menonjolkan luapan-luapan dari jiwa si  pengarang sendiri. Jenis terakhir adalah simbolisme yang diartikan bahwa  penulisan sastra banyak menggunakan simbol-simbol untuk menggambarkan  suatu kehidupan atau perasaan manusia.Dalam menggambar dunia roman (novel) penulis mau tidak mau  melakukan kegiatan kreatif, dimulai dari menyeleksi bahan-bahan dari seluruh  kenyataan yang tak terbatas, kemudian menciptakan struktur naratif dengan sudut  pandang tertentu yang membatasi kebebasannya selaku penggambar kenyataan.  Selanjutnya, Tarigan (1991: 171-172) menegaskan bahwa seorang novelis adalah  seorang yang humanis karena berfungsi memperkenalkan pembaca pada  pengetahuan tentang tabiat manusia yang serba kompleks dalam bahasa yang  terpilih.
 Masalah Sosial