ABSTRAK
Karya sastra khususnya novel dibangun dari sebuah masalah sosial yang terjadi disaat karya itu di hasilkan. Pengarang tidak semata-mata menghasilkan karya sastra tanpa maksud dan tujuan tertentu artinya pengarang sengaja menghasilkan karya sastra sebagai sarana penyalur aspirasi dalam menanggapi masalah-masalah sosial yang ada di sekitarnya. Pendekatan sosiologi sastra merupakan pendekatan yang digunakan untuk menganalisis masalah sosial yang trdapat dalam novel Panggil Aku Kartini Saja dan metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk masalah sosial yang terdapat didalam novel Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer dan mengetahui masalah sosial apa saja yang ada didalam novel tersebut. Kesimpulan anaisis dari masalah sosial dalam novel Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer ini yaitu masalah sosial yang ditemukan cukup kompleks terlihat didalamnya, diantaranya yaitu masalah sosial dalam bentuk kemiskinan, kejahatan, disorganisasi keluarga, peperangan dan masalah kependudukan.
PENDAHULUAN
Penelitian ini bukan hanya kali ini saja dilakukan. Ada banyak penelitian yang dilakukan, beberapa diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hamila yang berjudul Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, Â dan Bukan Pasar Malam karya Pramoedya Ananta Toer. Kedua penelitian ini memiliki kesamaan yaitu menganalisis masalah sosial berdasarkan tinjauan sosiologi sastra pada suatu karya sastra berupa novel.
Karya sastra merupakan hasil dari pemikiran seorang pengarang yang bersifat imajinatif yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam menghasilkan sebuah karya sastra, seorang pengarang tidak terlepas dari kehidupan masyarakat yang ada di sekitarnya. Sebuah karya sastra akan menceriminkan keadaan atau situasi masyarakat di jamannya. Sejalan dengan hal tersebut, Damono (1984:6) karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. (Kutipan jurnal: Masalah Sosial dalam Novel Merahnya Merah oleh Arimbi Wulandari)
Novel sebagai salah satu jenis karya sastra dapat diteliti dengan menggunakan beberapa tinjauan (pendekatan). Untuk mengkaji masalah sosial yang terdapat di dalam novel, salah satunya dapat menggunakan tinjauan sosiologi sastra. Endraswara (2003:77) mengatakan bahwa sosiologi sastra adalah cabang penelitian sastra yang bersifat reflektif. Penelitian tentang sosiologi sastra banyak diminati oleh peneliti yang ingin melihat karya sastra sebagai cermin kehidupan masyarakat. Para peneliti sosiologi sastra berasumsi bahwa kelahiran sastra tidak dalam kekosongan sosial.
Sosiologi sastra merupakan perkembangan dari pendekatan mimesis yang memahami karya sastra dalam hubungannya dengan realitas dan aspek sosial kemasyarakatan. Sosiologi sastra dilatarbelakangi oleh fakta bahwa keberadaan sastra tidak terlepas dari realitas sosial yang terjadi  dalam masyarkat. Oleh karena itu pemilihan sosiologi sastra sebagai teori penelaahan dianggap relevan dengan objek dan masalah penelitian.
Manusia sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari masalah sosial, karena manusia adalah makhluk sosial. Soelaeman (2009:6) menjelaskan bahwa kehidupan manusia sebagai makhluk sosial selalu dihadapkan kepada masalah sosial yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial ini timbul sebagai akibat dari hubungan dengan sesama manusia lainnya dan akibat tingkah lakunya. Karya sastra sebagai cermin kehidupan masyarakat, sehingga novel sebagai salah satu karya sastra juga menceritakan peristiwa-peristiwa dalam lingkungan sosial masyarakat secara detail.
Novel selain sebagai buku hiburan juga bisa digunakan menjadi buku tambahan materi yang baik dalam pembelajaran sastra di sekolah. Pendidik dan peserta didik dapat memanfaatkan novel sebagai bahan apresiasi dalam kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan sekolah lebih efektif apabila mampu menyediakan buku-buku sastra, khususnya novel agar bisa memfasilitasi pendidik dan peserta didik untuk menambah ilmu pengetahuannya tentang karya sastra. (Kutipan jurnal: Masalah Sosial dalam Novel Tonggak Sang Pencerah Karya Yazid R. Passandre: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di Sma)
Novel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah novel Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer. Novel ini sangat menginspirasi para pembaca dan bersifat mendidik. Tokoh utamanya yaitu Raden Ajeng Kartini atau yang biasa dipanggil Kartini. Dia, perempuan yang hanya ingin dipanggil Kartini saja tanpa gelar kebangsawanan, ia berasal dari keluarga terpandang pada saat itu, ayahnya adalah seorang Bupati Jepara, R.M. Adipati Sosroningrat. Ayah Kartini tidak hanya memiliki satu istri saja melainkan lebih dari satu istri. Perilaku tidak adil sudah dirasakan oleh kartini sejak Kartini lahir, ia dilahirkan di rumah ayahnya seperti saudara-saudaranya yang lain tetapi bukan di gedung utama melainkan di sebuah rumah kecil yang berada tidak jauh dari rumah utama. Perbedaan rumah tersebut membuktikan bahwa terjadi kedudukan yang berbeda diantara para istri dan anak.
 Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut. (1) Memaparkan struktur yang membangun novel Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer . (2) Mendeskripsikan wujud masalah sosial yang terdapat di dalam novel Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer dilihat dengan tinjauan sosiologi sastra. (3) Mengimplementasikan masalah sosial dalam Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer.