Chronic Limb Ischaemia merupakan klasifikasi dari penyakit arteri peripheral. Biasanya dikaitkan dengan obstruktif di arteri aterosklerotik. Proses penyakit ini, penting untuk dicatat bahwa karena hasilnya Chronic Limb Ischaemia yaitu dari ketidak seimbangan antara suplai nutrisi dan permintaan metabolik pada jaringan distal. Salah satu penyebab adalah Aterosklerosis. Chronic Limb Ischaemia, hasil dari penyakit oklusi arteri Peripheral aterosklerotik dan banyak faktor risiko yang sama penyakit aterosklerosis di wilayah vaskular lainnya. Faktor risiko meliputi hipertensi, hypercholesterikemia (kolestrol tinggi), merokok dan diabetes mellitus. Aterosklerosis memiliki beberapa tahap untuk menjadikan plak di arteri. Langkah A melibatkan aktivasi sel endotel, monosit rekrutmen, dan penyerapan LDL dimodifikasi dan aktivasi dari sel-sel otot polos pembuluh darah. Langkah B kemajuan ke tahap beruntun lemak di mana disusupi monosit mengkonversi ke makrofag yang menjadi sel busa. Langkah C mengandung lipid berlimpah, endotel dan pembuluh darah halus aktivasi sel otot, dan monosit infiltrasi terus. Langkah D melibatkan pembentukan ateroma yang kompleks di mana limfosit direkrut ke neointima plak tumbuh dan sel sel otot polos pembuluh darah secara signifikan memperluas. Langkah E dan menghasilkan matriks extracelluar signifikan menciptakan fibrosa. Tahap akhir dari aterosklerosis adalah pecahnya plak dan trombosis. Aterosklerosis menyebabkan penyempitan lumen arteri yang disebut dengan stenosis atau terjadi thrombosis sehingga thrombosis pada arteri atau vena, mengakibatkan terganggu atau tersumbatnya aliran darah dari atau ke jaringan organ-organ. Aterosklerosis terjadi ketika plak menumpuk pada dinding pembuluh darah arteri yang memasok darah.
                                                             KESIMPULAN
Hasil pemeriksaan dari modalitas TENS mampu menurunkan nyeri diam, nyeri tekan dan nyeri gerak pada penderita amputasi. Latihan gerak aktif, peregangan, penguatan, dan latihan core stability mampu mengurangi kekakuan, spasme, dan meningkatkan lingkup gerak sendi serta. meningkatkan kekuatan otot sehingga mampu mempersiapkan pasien untuk berjalan dengan menggunakan alat bantu. terapi latihan berupa latihan gerak aktif, peregangan, penguatan, dan latihan core stability. Hasil studi kasus ini menunjukkan modalitas TENS mampu menurunkan nyeri diam, nyeri tekan dan nyeri gerak pada penderita amputasi. Latihan gerak aktif, peregangan, penguatan, dan latihan core stability mampu mengurangi kekakuan, spasme, dan meningkatkan lingkup gerak sendi serta meningkatkan kekuatan otot sehingga mampu mempersiapkan pasien untuk berjalan dengan menggunakan alat bantu.
                                                            DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Marrelli.T.M. 2008. Buku Saku Dokumentasi Keperawatan . Jakarta; Buku Kedokteran EGC.
Russell, C.G; Worsley, A. Mengapa mereka tidak menyukainya? Dan bisakah saya melakukan sesuatu tentang itu? Sifat dan berkorelasi atribusi orang tua dan keyakinan self-efficacy tentang preferensi makanan anak-anak prasekolah. Nafsu makan 2013, 66, 34-43. [Referensi Silang] [PubMed]
Bronfenbrenner, U. Ekologi keluarga sebagai konteks perkembangan manusia: Perspektif penelitian. Den Psychol. 1986, 22, 723-742. [Referensi Silang]
Cuellar, J: Jones, D.J. Sterrett, E. Memeriksa Pengasuhan Anak dalam Konteks Lingkungan: Sebuah Tinjauan. J. Keluarga Anak. Pejantan. 2015, 24, 195-219. [Referensi Silang] [PubMed]
Montaño, Z.; Smith, JD: Dishion, TJ; Shaw, D.S; Wilson, M.N. Hubungan longitudinal antara yang diamati perilaku pengasuhan dan kualitas makanan dari usia 2 hingga 5 tahun. Nafsu makan 2015, 87, 324-329. [Referensi Silang] [PubMed]
Finnane, JM; Jansen, E.; Mallan, KM; Daniels, L.A. Struktur waktu makan dan praktik pemberian makan yang responsif dikaitkan dengan lebih sedikit kerewelan makanan dan lebih banyak kenikmatan makanan pada anak-anak. J.Nutr. Pendidikan Perilaku 2017, 49, 11-18. [CrossRef] [PubMed]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H