Fisioterapi Pada Kasus Post Amputasi Transtibia Kiri Akibat Chronis Limb Ischemic
Â
                                                              Disusun oleh:
                                              Rafif Himawan Nimasdwi Putra (2110301089)
Â
Â
                          Program Studi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta
                                                 E-mail:rafifhimawannn@gmail.com
                                                              ABSTRACK
Â
Amputasi merupakan operasi pemotongan pada bagian tubuh, misalnya jari, lengan, perut, atau kaki. Operasi ini bertujuan untuk mengendalikan rasa sakit atau penyakit yang menyerang pada bagian tubuh tertentu. Atau pengangkatan anggota tubuh yang melibatkan pemotongan sebagian atau seluruh anggota badan. Masalah yang muncul akibat amputasi di antaranya nyeri luka operasi, penurunan lingkup gerak sendi, penurunan kekuatan otot, dan penurunan kemampuan fungsional. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui intervensi fisioterapi pada kasus post amputasi transtibial sinistra akibat chronic limb ischemia Modalitas yang akan diterapkan yaitu Trans Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan terapi latihan berupa latihan gerak aktif, peregangan, penguatan, dan latihan core stability. Hasil studi kasus ini menunjukkan modalitas TENS mampu menurunkan nyeri diam, nyeri tekan dan nyeri gerak pada penderita amputasi. Latihan gerak aktif, peregangan, penguatan, dan latihan core stability mampu mengurangi kekakuan, spasme, dan meningkatkan lingkup gerak sendi serta meningkatkan kekuatan otot sehingga mampu mempersiapkan pasien untuk berjalan dengan menggunakan alat bantu.
                                                            PENDAHULUAN
Â
Kesehatan penting bagi setiap mahluk hidup secara sosial dan ekonomi. Sehat yaitu suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit baik fisik, mental dan sosial. Dari pengertian tersebut memerlukan suatu kesehatan yang optimal dengan upaya meningkatkan derajat kesehatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. akan kesulitan melakukan aktivitas secara mandiri sehingga sebagian besar memelurkan bantuan orang lain
Amputasi merupakan pengangkatan anggota tubuh yang melibatkan pemotongan sebagian atau seluruh anggota badan. Amputasi ekstremitas bawah dilakukan lebih sering dari pada ekstremitas atas, pada umumnya amputasi disebabkan oleh kecelakaan, gangguan kongenital dan penyakit, termasuk penyakit Peripheral Artery Disease (PAD).Chronic Limb Ischaemia merupakan salah satu klasifikasi dari Peripheral Artery Disease (PAD). Peripheral Artery Disease (PAD) secara luas mencakup penyakit vascular disebabkan terutama oleh aterosklerosis dan proses.
patofisiologis tromboli yang normal struktur dan fungsi aorta, cabang arteri visceralnya dan arteri dari ekstremitas bawah.4 Chronic Limb Ischaemia merupakan penurunan aliran darah pada tungkai bawah yang ditandai nyeri ketika istirahat dan berlangsung lebih dari dua minggu, disertai adanya bisul atau gangren maupun tanda- tanda sekunder dari Peripheral Artery Disease (PAD). Chronic Limb Ischaemia memiliki resiko gangren dan kehilangan fungsi dari tungkai sehingga memiliki resiko amputasi.
fisioterapi merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang ditunjukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, dan komunikasi. Permasalahan yang muncul akibat dari amputasi kaki di antaranya nyeri luka operasi, penurunan lingkup gerak sendi penurunan kekuatan otot, dan penurunan kemampuan fungsional. Dalam hal ini Fisioterapis berperan untuk mempersiapkan kondisi pasien dari sebelum dan sesudah operasi amputasi sampai. pemakaian kaki palsu. Dengan menggunakan modalitas TENS dan terapi latihan berupa aktif ROM exercise, stretching, strengthening, core stability exercise. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk yaitu untuk mengetahui intervensi fisioterapi pada kasus post amputasi transtibial sinistra akibat chronic limb ischemia.
                                                                   METODE
Â
Â
Amputasi adalah hilangnya sebagian atau seluruh bagian tubuh, seperti jari, lengan atau kaki. Amputasi juga dapat dilakukan dengan sengaja untuk mengobati cedera, penyakit, hingga infeksi yang terjadi. Fungsi lainnya adalah untuk mengangkat tumor dari tulang dan otot. Selain itu, bagian yang mengalami putus dapat disambungkan kembali apabila organ yang terputus tersebut mendapatkan perawatan yang tepat. Amputasi lainnya akan diperlukan apabila seseorang mengalami infeksi parah pada anggota tubuhnya atau terserang gangrene sebagai akibat dari penyakit arteri perifer. Selain itu, pemutusan bagian tubuh akan dilakukan apabila seseorang mengidap trauma serius pada salah satu bagian tubuhnya, seperti luka karena kecelakaan atau luka bakar. Amputasi juga dapat dilakukan pada seseorang yang mengalami cacat.
Setelah telah operasi untuk amputasi, kamu mungkin akan diberikan oksigen melalui masker dan cairan melalui infus selama beberapa hari. Setelah itu, sebuah kateter urine akan ditempatkan pada kandung kemih kamu ketika operasi dilakukan. Tujuannya adalah untuk membuang air seni yang keluar hingga beberapa hari setelahnya. Maka dari itu, kamu tidak perlu khawatir untuk pergi ke toilet apabila benda tersebut masih terpasang.
Operasi amputasi yang dilakukan mungkin menimbulkan rasa sakit. Karenanya, dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit apabila kamu membutuhkannya. Beritahu tim medis yang menangani kamu apabila obat penghilang rasa sakit tersebut tidak memberi efek, karena mungkin saja kamu butuh dosis yang lebih besar dan kuat. Selain itu, anestesi lokal ke saraf juga dapat membantu mengurangi rasa sakit yang timbul.
                                                          HASIL PEMBAHASAN
Â
- Anatomi dan Fisiologi
Sendi lutut terdiri dari hubungan antara os femur dan os tibia (tibiofemoral joint), os femur dan os patella (patella femoralis joint) dan os tibia dan os fibula.quadrisep, hamstring, pectoralis mayor, dan gluteus maximus, minimum.
- Tulang Pembentuk
Femur Femur atau tulang paha adalah tulang terpanjang dari tubuh. Tulang itu bersendi dengan asetabulum dalam formasi persendian panggul dan dari sini menjulur medial ke lutut dan membuat sendi dengan tibia. Tulangnya berupa tulang pipa dan mempunyai sebuah batang dan dua ujung. Batang femur berbentuk silinder, halus, dan bundar didepan dan di sisi-sisinya; melengkung ke depan dan dibelakangnya ada belebas yang sangat jelas, disebut linea aspera, tempat kaitan sejumlah otot, diantaranya adduktor paha. Ujung bawah berbentuk lebar dan memperlihatkan dua kondil, sebuah lekukan interkondiler, sebuah permukaan popliteum, dan sebuah permukaan patelaris. Femur mengadakan persendian dengan tiga tulang; tulang coxa, tulang tibia, dan patela, tetapi tidak bersendi dengan fibula. Patella Patela atau tumpuan lutut adalah tulang baji atau tulang sesamoid yang berkembang didalam tendon otot quadriceps ektensor
- Level Amputasi Bagian Bawah
Amputasi ekstremitas bawah memiliki beberapa level dari pengangkatan sebagian dari jari kaki hingga hilangnya seluruh kaki dan bagian dari panggul. Berikut ini adalah level amputasi ekstremitas bawah. Toes Toe amputasi merupakan amputasi yang paling umum dilakukan diekstremitas bawah. Hal ini penting untuk mengevaluasi sirkulasi arteri sebelum mempertimbangkan kaki amputasi. Teraba nadi dikaki dikaitkan dengan tingkat penyembuhan 98%, berbeda dengan nadi di daerah kaki yang tidak teraba mengurangi ke 75%. Toe amputasi dapat dilakukan dengan menggunakan melingkar sayatan. Biasanya dilakukan melalui phalax proksimal. Transmetatarsal disebut fore foot amputasi. Transmetatarsal amputasi di indikasikan untuk gangren atau infeksi yang mempengaruhi beberapa jari kaki; Symes (ankle disarticulation) Bagian tulang yang diamputasi adalah os distal tibia, talus, calcaneus, cuneiforms, cuboid, navicular, metatarsal, dan jari-jari kaki. Syme amputasi pada tingkat pergelangan kaki jarang ditunjukkan dalam praktek bedah vaskular. Sulit untuk menyesuaikan protesa di bandingkan dengan Below Knee Amputasi
- Ligamen
Ligamen merupakan bagian dari stabilitas pasif sendi, yang mana stabilitas sendi lutut sangat di pengaruhi oleh kekuatan dari ligamen collateral, ligament cruciatum, capsul sendi, meniscus dan tendon. Ligamen collateral berfumgsi untuk menahan beban baik dari medial ataupun dari lateral. Sedangkan arah ligamentum collateral lateral dan medial akan meberikan gaya yang bersilangan, sehingga akan memperkuat stabilitas sendi lutut terutama pada posisi extensi. Ligamen cruciatum terdiri dari dua jenis, yaitu ligament cruciatum anterior yang berfungsi menahan gerakan translasi os tibia terhadap os femur ke arah anterior. Ligamen cruciatum posterior berfungsi untuk menahan gerak translasi os tibia terhadap os femur ke arah posterior.
- Otot penyusun
Otot disekitar sendi lutut mempunyai fungsi sebagai stabilitas sendi aktif sekaligus sebagai penggerak dalam aktifitas sendi lutut, otot tersebut antara lain: M. Quadriceps (M. Vastus Medial, M. Vastus Lateralis, M. Vastus Intermedius dan M. Rectus Femoris). Keempat
otot tersebut sebagai grup. otot extensor sedangkan grup fleksor terdiri dari M. Hamstring (M. Biceps Femoris, M. Semimembrannosus dan M. Semitendinosus)
- Pernafasan
Persarafasn pada knee joint di dapatkan dari nervus yang mensarafi otot-otot di sekitar sendi. Sehingga knee joint dipersarafi oleh N. Femoralis, N. Obturatorius, N. Peroneus communis, N. Tibialis. Sedangkan suplai darah yang diterima oleh knee joint diterima dari arteri femoralis, cabang-cabang arteri popliteal, cabang arteri circum flexia femoralis dan cabang ascending arteri tibialis anterior.
- Etiologi
Trauma merupakan penyebab utama amputasi di seluruh dunia. Jumlah orang yang di amputasi adalah karena trauma bervariasi dari negara ke negara. Di negara-negara maju, trauma biasanya terjadi sebagai akibat kecelakaan industri, kecelakaan pertanian, atau kendaraan bermotor kecelakaan, yang meliputi mobil, sepeda motor dan kereta api. Trauma menyumbang sekitar 30% dari amputasi baru. Penyakit terdiri dari ada penyakit peripheral vascular, penyakit yang menyebabkan amputasi, penyakit pembuluh darah dengan sirkulasi yang buruk adalah yang paling umum. Penyakit ini membatasi aliran darah arteri untuk ekstremitas bawah menyebabkan bisul dan gangren, yang dapat menyebabkan amputasi. Diabetes adalah penyebab umum lain dari kehilangan anggota tubuh. Ada diperkirakan 135.000.000 orang dengan diabetes di dunia. Komplikasi diabetes menurunkan sirkulasi dan sensasi pada tungkai. Hal ini dapat mengakibatkan bisul dan infeksi yang dapat menyebabkan amputasi. Tumor merupakan ekstremitas yang terkena tumor di angkat untuk mencegah penyebaran kanker dan menghindari kematian. Kusta dapat menyebabkan hilangnya sensasi di tangan dan kaki. Bisa terjadi terinfeksi dan, jika tidak diobati dapat menyebabkan amputasi. Kongenital Adanya deformitas sejak bayi. Dari seluruh kasus, sekitar 1% penyebab amputasi yang disebabkan oleh bawaan sejak lahir terjadi karena adanya deformitas
- Patofisiologi
Chronic Limb Ischaemia merupakan klasifikasi dari penyakit arteri peripheral. Biasanya dikaitkan dengan obstruktif di arteri aterosklerotik. Proses penyakit ini, penting untuk dicatat bahwa karena hasilnya Chronic Limb Ischaemia yaitu dari ketidak seimbangan antara suplai nutrisi dan permintaan metabolik pada jaringan distal. Salah satu penyebab adalah Aterosklerosis. Chronic Limb Ischaemia, hasil dari penyakit oklusi arteri Peripheral aterosklerotik dan banyak faktor risiko yang sama penyakit aterosklerosis di wilayah vaskular lainnya. Faktor risiko meliputi hipertensi, hypercholesterikemia (kolestrol tinggi), merokok dan diabetes mellitus. Aterosklerosis memiliki beberapa tahap untuk menjadikan plak di arteri. Langkah A melibatkan aktivasi sel endotel, monosit rekrutmen, dan penyerapan LDL dimodifikasi dan aktivasi dari sel-sel otot polos pembuluh darah. Langkah B kemajuan ke tahap beruntun lemak di mana disusupi monosit mengkonversi ke makrofag yang menjadi sel busa. Langkah C mengandung lipid berlimpah, endotel dan pembuluh darah halus aktivasi sel otot, dan monosit infiltrasi terus. Langkah D melibatkan pembentukan ateroma yang kompleks di mana limfosit direkrut ke neointima plak tumbuh dan sel sel otot polos pembuluh darah secara signifikan memperluas. Langkah E dan menghasilkan matriks extracelluar signifikan menciptakan fibrosa. Tahap akhir dari aterosklerosis adalah pecahnya plak dan trombosis. Aterosklerosis menyebabkan penyempitan lumen arteri yang disebut dengan stenosis atau terjadi thrombosis sehingga thrombosis pada arteri atau vena, mengakibatkan terganggu atau tersumbatnya aliran darah dari atau ke jaringan organ-organ. Aterosklerosis terjadi ketika plak menumpuk pada dinding pembuluh darah arteri yang memasok darah.
                                                             KESIMPULAN
Hasil pemeriksaan dari modalitas TENS mampu menurunkan nyeri diam, nyeri tekan dan nyeri gerak pada penderita amputasi. Latihan gerak aktif, peregangan, penguatan, dan latihan core stability mampu mengurangi kekakuan, spasme, dan meningkatkan lingkup gerak sendi serta. meningkatkan kekuatan otot sehingga mampu mempersiapkan pasien untuk berjalan dengan menggunakan alat bantu. terapi latihan berupa latihan gerak aktif, peregangan, penguatan, dan latihan core stability. Hasil studi kasus ini menunjukkan modalitas TENS mampu menurunkan nyeri diam, nyeri tekan dan nyeri gerak pada penderita amputasi. Latihan gerak aktif, peregangan, penguatan, dan latihan core stability mampu mengurangi kekakuan, spasme, dan meningkatkan lingkup gerak sendi serta meningkatkan kekuatan otot sehingga mampu mempersiapkan pasien untuk berjalan dengan menggunakan alat bantu.
                                                            DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Marrelli.T.M. 2008. Buku Saku Dokumentasi Keperawatan . Jakarta; Buku Kedokteran EGC.
Russell, C.G; Worsley, A. Mengapa mereka tidak menyukainya? Dan bisakah saya melakukan sesuatu tentang itu? Sifat dan berkorelasi atribusi orang tua dan keyakinan self-efficacy tentang preferensi makanan anak-anak prasekolah. Nafsu makan 2013, 66, 34-43. [Referensi Silang] [PubMed]
Bronfenbrenner, U. Ekologi keluarga sebagai konteks perkembangan manusia: Perspektif penelitian. Den Psychol. 1986, 22, 723-742. [Referensi Silang]
Cuellar, J: Jones, D.J. Sterrett, E. Memeriksa Pengasuhan Anak dalam Konteks Lingkungan: Sebuah Tinjauan. J. Keluarga Anak. Pejantan. 2015, 24, 195-219. [Referensi Silang] [PubMed]
Montaño, Z.; Smith, JD: Dishion, TJ; Shaw, D.S; Wilson, M.N. Hubungan longitudinal antara yang diamati perilaku pengasuhan dan kualitas makanan dari usia 2 hingga 5 tahun. Nafsu makan 2015, 87, 324-329. [Referensi Silang] [PubMed]
Finnane, JM; Jansen, E.; Mallan, KM; Daniels, L.A. Struktur waktu makan dan praktik pemberian makan yang responsif dikaitkan dengan lebih sedikit kerewelan makanan dan lebih banyak kenikmatan makanan pada anak-anak. J.Nutr. Pendidikan Perilaku 2017, 49, 11-18. [CrossRef] [PubMed]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H