Jengah
Lelah
Amarah
Resah
Kesah
Desah
Tayangan membosankan kembali muncul di pelupuk mataku
Saban hari aku takjub dengan Sang Garuda yang baru saja bertengger di Borneo
Ada beda, ada lega saat Sang Merah Putih sudah berkibar kali perdana,
di tengah anjungan anyar nan berselimutkan pohon
Aku ikut bangga dengan gemilangnya tiga laskar penyelamat bangsa di gelanggang dunia
Saat negeriku yang lucu ini hampir hilang asa
Aku ingin momen merdeka ini lebih terasa lagi
Namun semua itu luntur karena kau!
Orang-orang yang tak kunjung habis lakonnya
Aku yang naif ini, cuma lihat siaran yang bukan ranahku sendiri
Aku di perantauan, dan di dekat sana mereka sibuk dengan peruntungan
Menyiapkan gacoan untuk kuasa berikutnya
Aku mana tau, aku pun tak memilih
Entah bisa atau tak, aku pulang, cuma untuk kasih suara seupil untuk negeri
Suaraku cuma remeh, hanya satu angka
Kalau satu itu  jatuh ke kans banyak, aku buat orang menang
Kalau satu itu jatuh ke kans malang, aku buat orang kalah
Aku cuma lihat, tatkala orang mengadu ke pengadil
Putusan sudah ada, disusul aksi lain
Konyol!
Berulah lagi
Siapa memenangkan siapa, siapa mengalahkan siapa
Insan awam politik disuruh memilih mereka
Putusan menguntungkan siapa
Putusan membuntungkan siapa
Revisi menguntungkan siapa
Revisi mencegah siapa
Siapa yang anta, siapa yang prota
Apalagi kalau ujung-ujungnya ke yang namanya "keluarga"
Itu mulu yang disasar
Mereka suka menukangi drama
Kita penontonnya mendaku menderita
Siapa yang peduli?
Ah
Percuma aku berpihak!
Tak cukupkah drama dibalik pesta pilih tiga putra terbaik?
Yang kalau tak digas biar satset bakal dislepet?
~~~
Katanya merdeka, tapi tak dewasa
Demokrasi tak dewasa ini
Sarat kepentingan, minim kebermanfaatan
Kalau dikoyak, dikudeta, digasak, pun salah juga
Demokrasi tak dewasa ini
Didaku masing-masing sipaling untuk negara
Padahal demi kepentingan sendiri
Demokrasi tak dewasa ini
Tak semuanya paham benar!
Mana kejayaan ketenangan kesejahteraan untuk seluruhnya itu, dengan demokrasi?
Kalau orang kata Garuda Biru, daku lebih pilih abu-abu
Daku dah lelah dengan semua drama negeri
Puas dengan prestasi, buas dengan emosi
Urusan pemimpin lima tahun, paling akan begitu lagi
Kalau daku tak bisa memilih, daku takkan memilih
Biarkan, siapa yang menang, daku turuti
Orang kata Garuda Biru
Dengan panji itu
Dia orang kawal pesta baru
Daku tak mau tau
Pokoknya negeri harus adil
Jangan salah pilih orang, jangan dapat orang salah
Lebih parah, kalau semua salah
Abu-abu negeri
Mau bagaimana pun
Aku tetap di sini!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H