Mohon tunggu...
DTMC Articles
DTMC Articles Mohon Tunggu... Mahasiswa - Our Vision, We Will Rise Up

Tempat kreator Decagon Twins Media menulis opini, artikel, dll. Pernah menulis opini di Kompasiana dengan akun Rafif2020. Sebelumnya artikel ini diberi nama Rafif Hamdillah Official. Tulisan sebelumnya yang pernah dibuat : https://www.kompasiana.com/rafif20206799/621ac9103179497f34707635/ada-apa-sebenarnya-di-media-sosial-kita

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cermati Interval Usia Pemimpin Bangsa

17 Oktober 2023   09:47 Diperbarui: 17 Oktober 2023   09:47 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Adanya isu atau wacana terbaru justru membuka sudut pandang lain. 

Salah satu titik atensi dalam kasus ini adalah posisi generasi muda dalam memimpin negara. Generasi muda diberi harapan besar untuk menjadi pemimpin di masa depan. Sepanjang zaman generasi muda memang memiliki gairah yang besar untuk segera melakukan sesuatu dengan daya imajinasi dan pengetahuannya.

Sejarah telah mencatat kaum muda berpengaruh besar untuk peradaban manusia. Kita bisa membaca berapa banyak orang muda yang melahirkan penemuan-penemuan besar. Padahal mereka identik dengan psikologi yang belum stabil, sifat ego yang masih tinggi, hingga rentan dihanyut perasaan atau kondisi tertentu yang fluktuatif (termasuk soal percintaan).  Mereka bisa melakukan sesuatu yang berefek besar dengan menerobos semua gejolak yang ada.

Di Indonesia sendiri generasi muda punya pengaruh kuat. Pada masa kebangkitan nasional misalnya, kaum muda terbukti bisa menggantikan semangat kedaerahan menjadi semangat nasionalisme. Pada jelang Orde Baru berakhir, siapa sangka kelompok muda bisa menggulingkan kekuasaan yang begitu langgeng. 

kali ini penulis mengambil perspektif apa yang dilakukan generasi muda pada Peristiwa Rengasdengklok. Saat itu terjadi kesalahpahaman mengenai kapan Republik Indonesia berdiri. Golongan tua bersikukuh bahwa waktu kemerdekaan ditentukan dengan menunggu putusan Jepang.  Sementara golongan muda ingin segera memerdekakan bangsanya. Alhasil tokoh sentralnya diculik dan dinegosiasi hingga pada akhirnya aspirasi golongan muda diterima.

Di sini yang difokuskan bukan pada upaya penculikan, kudeta, apalagi sikap terburu-buru. Namun menurut penulis peristiwa ini menggambarkan bahwa generasi muda juga punya ide untuk memajukan bangsanya. Mereka punya semangat progresif dan inovatif kendati masih perlu belajar untuk bijaksana. Jika generasi muda bisa dipercaya memimpin bangsa, mengapa tidak?

Selain itu menurut penulis sudah saatnya dominasi para sepuh di pemerintahan mulai dikurangi. Pemerintahan yang ideal seharusnya diisi oleh orang yang betul-betul ahli di bidangnya, bukan sekadar umur tua atau popularitas. Hal ini misalnya bisa dilihat dari keputusan yang dikeluarkan parlemen, seringkali tidak disetujui kelompok yang mewakili profesi tertentu. Lantas, bagaimanakah seorang dengan latar belakang profesi nonlinear harus dilibatkan dalam menyusun regulasi ekonomi, jika ia dipilih hanya karena suaranya banyak? [Retorika]

Ini bukan berarti menggulingkan orang tua, karena bagaimanapun juga mereka lebih mengerti asam pahitnya. Namun golongan muda sudah saatnya dilibatkan dan dibimbing dalam memecahkan persoalan negara. Merekalah yang berhak menerima ilmu dari para sepuh yang masih kuat keilmuan dan kebijaksanaannya.

Jadi seharusnya para pemimpin bangsa betul-betul berkompeten, meskipun usianya muda. Dalam hal ini telah ditetapkan usia minimal untuk bisa memimpin :

  • Legislatif = 21 tahun
  • Daerah = 30 tahun
  • Negara = 40 tahun

Makanya MK mengesahkan revisi yang membolehkan kepala daerah di bawah usia 40 tahun, yang pernah atau sedang menjabat, untuk dicalonkan.

Catatan untuk Senior yang Bakal Memimpin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun