Mohon tunggu...
DTMC Articles
DTMC Articles Mohon Tunggu... Mahasiswa - Our Vision, We Will Rise Up

Tempat kreator Decagon Twins Media menulis opini, artikel, dll. Pernah menulis opini di Kompasiana dengan akun Rafif2020. Sebelumnya artikel ini diberi nama Rafif Hamdillah Official. Tulisan sebelumnya yang pernah dibuat : https://www.kompasiana.com/rafif20206799/621ac9103179497f34707635/ada-apa-sebenarnya-di-media-sosial-kita

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cermati Interval Usia Pemimpin Bangsa

17 Oktober 2023   09:47 Diperbarui: 17 Oktober 2023   09:47 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejatinya aturan hukum yang telah ditetapkan harus dipatuhi, walau bukan isi kitab suci. Selama tidak bertentangan dengan hak asasi manusia dan norma yang berlaku, seharusnya patuhi saja. Pada dasarnya sebuah keputusan yang lahir akan diterima semua orang untuk setiap waktu, kecuali aturan khusus untuk situasi atau objek yang khusus pula. 

Jika ada yang dianggap bermasalah, daripada berkoar-koar atau mengoceh di media sosial seharusnya sampaikan dengan jelas poin masalahnya. Dalam hal ini kebijaksanaan dan hati nurani pemerintah sangat dibutuhkan dalam menerima kritik yang ada.

Btw, konteksnya dalam hal ini setidaknya kritik terhadap putusan MK di atas sepengetahuan penulis tidak signifikan, yang ada opini atau interpretasi. Juga putusan tersebut lahir dari kritik, meskipun yang diterima hanya sebagian.

Isu Dinasti Politik

Salah satu interpretasi miring dari putusan ini adalah isu dinasti politik yang kembali diembuskan kelompok empunya mindset tertentu. Katanya putusan yang terbit dikait-kaitkan dengan isu pengusulan terhadap salah satu keluarga pemimpin untuk dinaikkan sebagai calon. Jika hal ini terjadi, keluarga yang bersangkutan dituduh pelaku nepotisme.

Penulis tidak bicara banyak soal nepotisme dan macam-macam. Penulis hanya menyatakan kurang setuju dengan isu tersebut.

Menurut penulis, isu ini sengaja disiarkan oknum orang tertentu yang berseberangan politik dengan yang bersangkutan. Penyakit tersebut telah bersarang sejak lama, bahkan keluarga yang dimaksud seringkali diserang isu yang ambigu atau "pseudosains" dalam ranah akademisi. Penulis menemukan bahwa sejak lama kelompok tertentu menyatakan dengan terang-terangan tidak menyukai pemimpin yang bukan sesuai keinginan mereka. Ada yang menilainya secara objektif, namun banyak yang dikuasai kebencian hingga mengejek. 

Penulis merasa jengkel dengan fenomena tersebut. Alih-alih menciptakan demokrasi yang sehat, justru sikap menjatuhkan orang lain seperti sudah membudaya, asalkan mereka senang. Padahal seharusnya sikap kritis dan objektif sangat diniscayakan ada dalam mindset orang Indonesia, yang sering diledek memiliki kualitas SDM yang rendah. Isu-isu politik yang ada seringkali digoreng untuk tendensi tertentu. Parahnya lagi, isu ini lebih disukai masyarakat daripada menjawab pertanyaan anak-anak tentang kenapa bumi dan langit bisa ada.

Di sisi lain, penulis juga menyayangkan dan mengecam kelompok yang memberikan dukungan. Entah apa maksud mereka, tetapi ide mereka justru mengkhawatirkan apalagi dikaitkan dengan nama baik atau kepercayaan. Padahal orang yang digadang-gadangkan tersebut baru seumur jagung mencoba memegang kekuasaan di ranah politik, sebagaimana keluarganya yang lain. Dengan diajukan langsung sebagai salah satu calon elite negara, berarti seolah-olah mereka memaksanya untuk memikul batu besar yang padahal kekuatan tangannya baru bisa untuk memikul sekarung kelapa.

Retorika yang sama mungkin juga ada untuk konteks lainnya. 

Berkaca dari Semangat Peristiwa Rengasdengklok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun